Surabaya- Meskipun beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika sudah menggelar kembali kompetisi sepakbola pada pandemi Covid-19, namun PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum berani melanjutkan kompetisi Shopee Liga 1 dan 2m 2020.
Awalnya, musim ini direncanakan akan dimulai pada 29 Februari 2020 dan dijadwalkan berakhir pada minggu pertama November 2020. Namun kompetisi dihentikan sementara pada 15 Maret 2020 karena pandemi Covid-19.
Selanjutnya, kompetisi direncanakan akan dimulai lagi pada 1 Oktober 2020 dan dijadwalkan berakhir 28 Februari 2021. Tapi, kompetisi kembali dihentikan 2 hari menjelang kick-off. Pasalnya, Polri tidak memberikan izin keramaian selama pandemi Covid-19.
PSSI melalui PT LIB kemudian berkirim surat kepada klub dan menyampaikan bahwa kompetisi Liga 2020 akan dilanjutkan pada Februari 2021. Namun, sampai sekarang klub belum menerima jadwal pertandingan. Padahal waktunya sudah mepet.
Kondisi ini sangat disayangkan kalangan sepakbola di tanah air. Salah satunya adalah Yusuf Ekodono, legenda Persebaya dan juga Timnas Indonesia yang kini menjadi pelatih klub Liga 2, PS Hizbul Wathan.
“Idealnya jadwal sudah keluar paling tidak tiga bulan menjelang kompetisi, sehingga klub bisa mempersiapkan diri. Kenyataannya, sampai sekarang PSSI belum mengeluarkan jadwal,” kata Yusuf Ekodono, Jumat (11/12/2020).
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengaku pihaknya punya alasan khusus enggan memberikan kepastian terkait nasib lanjutan Shopee Liga 1 maupun 2. Menurut Iriawan, hal itu dilakukan karena keputusan akhirnya berada di Polri.
PSSI dan PT LIB sendiri sejatinya sudah berencana untuk menggelar lanjutan Shopee Liga 1 pada awal Februari 2021. Namun, keduanya tidak menjelaskan secara detail tentang jadwal pelaksanaan kick-off kompetisi.
Mochamad Iriawan menilai keputusan menggelar kompetisi pada awal Februari 2021 merupakan rencana dari PSSI dan PT LIB. Namun, hal itu akan terealisasi jika kepolisian memberikan restu berupa izin keramaian dan pertandingan. Hal ini terkait pandemi Covid-19 di beberapa daerah tanah air yang masih zona merah.
“Saat ini baru keinginan kami digelar Februari, diizinkan atau tidak kepolisian yang lebih tahu,” kata Mochamad Iriawan dalam kanal Youtube miliknya.
Penundaan Shopee Liga 1 ke Februari 2021 juga berpeluang bentrok dengan agenda sepakbola lainnya seperti Piala Dunia U-20 2021. Namun, Iriawan menyebut PSSI dan PT LIB sudah menyiapkan skenario agar kompetisi tak mengganggu event-event lain.
“Sudah ada formatnya dari PT LIB dan sistem-sistem yang ada. Tentunya, saat ada event yang besar kompetisi akan berhenti, contohnya saat Piala Dunia U-20 2021. Itu risikonya dan nanti PT LIB juga akan merumuskan sistem kompetisi,” ucap Iriawan.
Solusinya
Menanggapi hal tersebut, Yusuf Ekodono menyarankan agar PSSI maupun PT LIB melakukan pendekatan atau menjalin hubungan baik dengan pemerintah, dalam hal ini Kapolri, agar kompetisi bisa diputar.
“Supaya ratusan, bahkan ribuan pemain bola di Indonesia tidak kehilangan pekerjaan. Karena mereka hanya mengandalkan hidup dari bola. Termasuk pengurus, pelatih, wasit, petugas parkir dan lain-lain,” beber Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf menyampaikan jika negara Indonesia sangat luas. Sebaran Covid-19 juga tidak merata. Ada yang zona merah, oranye, kuning dan hijau.
“Kalau khawatir Covid-19, kita kan bisa main di zona hijau dengan mengikuti protokol kesehatan, seperti tanpa penonton. Misalnya di Palangkaraya, Nunukan, atau Papua. Itu kan juga wilayah Indonesia,” ujar ayah dari pemain bola Fandi Eko Utomo (PSIS Semarang) dan Wahyu Subo Seto (Bhayangkara FC) itu.
“Saya kira itu solusinya,” tegasnya.
Yusuf yakin klub-klub Liga 1 dan 2 tidak keberatan, meski harus naik kapal laut. Apalagi stadion di daerah kini banyak yang layak untuk gelaran kompetisi Liga 1 dan 2.
Dengan diputarnya kompetisi, dampaknya juga sangat banyak. Yang jelas, sponsor televisi akan masuk, sponsor masing-masing klub juga masuk. Peringkat sepakbola Indonesia di AFC dan FIFA pun akan terangkat.
Selain itu, Indonesia bisa menghasilkan pemain bagus yang prosesnya dari kompetisi. Beda dengan Timnas U-1 yang sekarang lebih banyak bermain di luar negeri. Menurut Yusuf, prosesnya tidak dari kompetisi, melainkan dari pembentukan yang dibiayai oleh pemerintah.
“Kalau untuk pembentukan Timnas U-19 saya sepakat latihan di Eropa. Mengapa? Supaya para pemain bisa menimba ilmu dari tim-tim yang tangguh, sehingga bisa berbicara di level dunia,” pungkas Yusuf Ekodono. (fin)