Zainuddin Maliki: Tepat Gabungkan Kemenristek Dengan Kemendikbud

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Prof Dr Zainuddin Maliki menilai, tepat langkah Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo menggabungkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Soalnya, kata wakil rakyat di komisi membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, Parawisata dan Ekonomi Kreatif tersebut kepada Beritalima.com, Rabu (14/4) petang, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki tradisi riset kuat masih berada di Perguruan Tinggi. Demikian juga berbagai instrumen riset dan pengembangan teknologi masih berada di lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi.

Selama riset dan teknologi dipisahkan dari Kemendikbud, kata tokoh pendidikan Jawa Timur tersebut, banyak persoalan dan masalah-masalah mendesak yang di dihadapi oleh bangsa ini tidak mendapatkan sentuhan riset sebagaimana mestinya.

Masalah virus Corona (Covid-19) yang mematikan dan membuat berbagai aspek kehidupan bangsa ini mengalami stagnasi misalnya, lanjut wakil rakyat dari Dapil X Provinsi Jawa Timur ini, juga tidak mendapat sentuhan sebagaimana mestinya.

Akibatnya, vaksin Covid-19 akhirnya harus diimpor yang menyerap devisa negara tidak kecil akibat lemahnya riset khususnya di bidang sains dan teknologi medik.

“Saya pernah mengunjungi Southampton University Inggris sebulan pasca tsunami Aceh Desember 2004. Kedatangan kami disuguhi foto-foto hasil riset tentang karakteristik tanah di bawah laut pasca tsunami di Aceh. Saya sempat dibuat inferior karena Perguruan Tinggi kita belum satupun waktu itu yang melakukan hal serupa,” kata rektor Zainuddin.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya 2003-2012 itu menyadari pentingnya mengatasi problem pasca tsunami. Sepuluh tahun pasca bencana tsunami Aceh, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di bawah kepemimpinan Jendral (Purn) Syamsul Ma’arif memberi fasilitas riset terkait tsunami kepada sejumlah perguruan tinggi.

Karena itu, dikembalikannya riset dan teknologi ke Kemendikbud diharapkan membangkitkan kembali aktivitas riset dan pengembangan teknologi. Hanya saja berhasil tidaknya masih sangat tergantung kepada faktor kepemimpinan. “Dibutuhkan kepemimpinan di Kemendikbud yang memang memiliki tradisi, pengalaman dan wawasan kuat pada bidang pengembangan ristek,” demikian Prof Dr Zainuddin Maliki. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait