MALANG KOTA, beritalima.com – Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU – IPPNU) Universitas Negeri Malang (UM) mengajak kadernya meneladani para ulama salafus sholihin dengan cara melakukan ziarah ke makam para ulama yang ada di Kota Malang.
Kegiatan ziarah Ulama Kota Malang diisi dengan menziarahi Makam KH. Muhammad Yahya (Ponpes Miftahul Huda), Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih serta putra beliau Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih (Pemakaman Kasin) dan KH. A. Masduqi (Ponpes Nurul Huda). Acara tersebut berlangsung pada hari Ahad (10/3).
Kegiatan ziarah ke makam Ulama menurut Fatus Atho’ul Malik yang juga Ketua PKPT IPNU UM Terpilih yakni di samping dalam rangka rangkaian kegiatan pra pelantikan PKPT IPNU IPPNU UM juga dalam upaya meneladani para ulama yang punya jasa sangat besar bagi perkembangan Islam di Kota Malang.
“Sebagai kader Nahdlatul Ulama, IPNU-IPPNU jangan sampai menjauh dengan ulama apalagi sampai tidak kenal,” ujarnya.
Dikatakan Fatus, banyak contoh keteladanan dari para ulama yang sangat disegani di masa hidupnya. Baik yang berkaitan dengan hablum minallah maupun hablum minannas, sehingga kader kader IPNU IPPNU jangan sampai ‘kepaten obor’ terputus tali sejarah dengan tidak mengenal siapa tokoh besar yang menjadi panutan ummat di wilayah Kota Malang.
Fatus berharap, melalui ziarah ini kader kader IPNU maupun IPPNU semakin cinta dengan ulama. Karena peran para ulama lah NU bisa berdiri dan berkembang khususnya di Kota Malang.
Seperti diketahui, KH. Muhammad Yahya adalah pengasuh generasi ke tiga Ponpes Miftahul Huda Malang yang mana Ponpes tersebut merupkan salah satu Ponpes tertua di Indonesia yang berdiri tahun 1768. Beliau merupakan mursyid thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsabandiyyah dan ikut berjuang dalam melawan penjajah pada masanya.
Sedangkan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih dan putranya Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir bilfaqih adalah bagaikan pinang yang dibelah dua yaitu sama sama Ahli Hadist. Dikatakan bahwa beliau berdua hapal jutaan hadis beserta sanadnya. Habib Abdul Qodir merintis dakwah serta mendirikan pesantren yang diberi nama Darul Hadist Al Faqihiyyah pada tahun 1945. Yang ketika wafatnya beliau dilanjutkan oleh putra beliau Prof. Dr. Habib Abdullah Bilfaqih.
Kemudian KH. A. Masduqi adalah salah satu Rois Syuriyah PBNU pada zamannya dan sahabat dari Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid). Beliau mendirikan ponpes yang kemudian diberi nama Ponpes Nurul Huda yang mana hampir semua santrinya dari kalangan mahasiawa. Beliau wafat pada tahun 2014.
Acara ziarah ulama Kota Malang ditutup dengan sowan ke pengasuh Ponpes Nurul Huda yaitu Abuya KH. Taqiyyuddin Alawi yang merupakan salah satu Putra KH. A. Masduqi. Menurutnya IPNU IPPNU harus menjadi bentengnya NU.
“Karena kedepannya adalah kalian yang akan menjadi pelanjut estafet kepengurusan NU. Jangan mudah termakan hoax dan fitnah yang menyerang NU. Tapi setiap ada berita yang menyudutkan NU maka bertabayunlah dan cari informasi yang benar,” tutupnya. [Red/Faiz]