KUPANG, beritalima.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Kebudayaan bersama Dinas Pariwisata NTT menggelar Festival Sarung Tenun NTT.
Kegiatan yang akan berlangsung, Sabtu (3/3/2019) di area car free day sepanjang jalan El Tari Kupang akan diikuti kurang lebih 10 ribu orang dari berbagai unsur , antar lain Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi NTT, OPD Kota Kupang, TNI, Polri, organisasi wanita, etnis, BUMN, BUMD, serta pelajar dan mahasiswa.
Kegiatan Festival ini mengusung tema “ Sarung Tenun NTT Identitas Budaya Pemersatu Bangsa”.
Festival tersebut akan dikolaborasikan dengan festival musik. “ Semua peserta wajib peserta wajib pakai sarung. Kita sudah kalkulasi mudah – mudahan 10 ribu orang yang hadir meramaikan di sepanjang jalan Car Free Day,” kata Kadis Kebudayaan NTT, Pieter Manuk saat jumpa pers di kantor Tim PKK NTT, Sabtu (14/2).
Tujuannya ialah menghidupkan kembali tenun ikat di NTT. Menurutnya, saat ini tradisi tenun hampir punah. Banyak anak – anak mudah jaman ini yang tidak bisa menenun.
“ Kita lihat anak – anak mudah sibuk dengan HP, tinggal oma – oma saja yang bisa tenun. Makanya kalau kita tidak urus secara baik, maka beberapa tahun lagi siapa yang bisa lanjutkan tradisi tenun,” ujarnya.
Karena itu, upaya untuk menghidupkan tenun tidak hanya festival. Menurutnya, Surat Edaran Gubernur NTT sudah ke bupati/walikota se-NTT untuk sekolah – sekolah dibentuk komunitas tenun ikat di sekolah – sekolah. Bahkan di SMK – SMK didorong untuk membuka jurusan Tenun Ikat seperti di SMK Negeri 4 Kupang.
Menurut Manuk, sampai dengan saat ini baru dua sekolah yang mempunyai jurusan tenun, yakni SMK Negeri 4 Kota Kupang yang sudah 23 tahun jurusannya, dan juga SMP Umalulu, Sumba Timur. (L. Ng. Mbuhang)