MADIUN, beritalima.com- Fasilitas pendidikan bukan sekedar bangunan dan biaya sekolah yang terjangkau. Namun juga pemenuhan transportasi pelajar menuju sekolah masing-masing. Masalah transportasi ini seringkali terabaikan. Dampaknya beragam. Mulai pelanggaran lalu lintas hingga meningkatnya angka kecelakaan yang melibatkan pelajar. Untuk itu, Pemkot Madiun, Jawa Timur, berupaya menekan masalah tersebut dengan menyediakan transportasi pelajar di 2018 mendatang.
‘’Untuk sementara memang belum ada pengadaan bus sekolah. Rencananya menggunakan angkotan umum dulu,’’ kata Walikota Madiun, H. Sugeng Rismiyanto.
Angkotan umum, lanjutnya, bakal diubah menjadi angkutan sekolah. Angkota wajib mengangkut pelajar. Terutama di jam berangkat dan pulang. Diluar jam tersebut sopir diperbolehkan mengangkut penumpang umum seperti biasa. Hanya, sopir dilarang menarik tarif bagi penumpang pelajar berseragam. Biaya sepenuhnya ditanggung Pemkot Madiun.
Walikota menyebut, pemkot sudah menganggarkan sekitar Rp.300 juta untuk biaya sewa 20 angkot. Jumlah tersebut dirasa cukup untuk melayani pelajar di Kota Madiun.
‘’Pemanfaatan angkota ini dapat dua keuntungan sekaligus. Mengurangi polusi sekaligus memberikan tambahan penghasilan sopir angkot,’’ ujarnya sembari menyebut pengadaan armada baru berarti menambah tingkat polusi di Kota Madiun.
Sedang bagi pelajar, penyediaan alat transportasi ini dapat menekan tingkat kenakalan remaja hingga pelanggaran lalu lintas yang berujung kecelakaan di jalan raya.
Walikota tak membantah penggunaan sepeda motor ke sekolah dekat dengan pelanggaran. Mulai keluyuran saat jam sekolah atau kebut-kebutan. Padahal, sebagian belum memiliki surat ijin mengemudi (SIM) lantaran belum cukup umur. Artinya, pelanggaran undang-undang lalu lintas. Ini, katanya, menjadi masalah tersendiri bagi kepolisian. Penilangan yang dilakukan kerap dinilai menghambat pelajar ke sekolah. Sebaliknya, membiarkan berarti tidak menegakkan aturan.
‘’Angkutan pelajar diharapkan dapat menjadikan anak-anak lebih disiplin. Mereka harus bangun tepat waktu agar tidak ketinggalan angkutan. Selain itu, tujuan mereka jelas. Bukan pamit ke sekolah dari rumah tapi tidak pernah sampai ke sekolah,’’ ungkapnya.
Program transportasi pelajar, lanjutnya, sebenarnya sudah diusulkan di tahun 2016. Namun untuk direalisasikan tahun ini karena terhambat masalah kajian. Pelaksanaan baru dapat dilaksanakan di 2018 mendatang.
Walikota menyebut, proses sudah berjalan. Kajian sudah dilakukan. Koordinasi dengan pemilik angkot sedang dalam proses. Selain itu, Pemkot Madiun perlu membangun beberapa halte. Terutama di dekat lokasi sekolah. Harapannya, pelajar mudah mencari angkutan.
‘’Harus paham geografis. Cepat atau lambat lahan pertanian di Kota Madiun akan habis. Anak-anak ini harus dicerdaskan agar punya keahlian begitu lulus,’’ pungkasnya sembari menyebut banyak program beasiswa yang dapat dimanfaatkan pelajar Kota Madiun. (Diskominfo).