26 Perempuan Penulis Luncurkan “Lelaki Pertamaku”

  • Whatsapp
Ke 26 perempuan penulis saat meluncurkan buku "Lelaki Pertamaku" di Surabaya, Sabtu (10/8/2019)

SURABAYA, beritalima.com | Ayah, lelaki yang mengajarkan mengenalkan kehidupan pada setiap anak di dunia, menjadi titik pertemuan 26 perempuan dalam sebuah antologi esai inspiratif. Mereka menulis berbagai kenangan tentang ayah mereka, dan mereka luncurkan di Surabaya, Sabtu (10/8/2019).

Ke 26 perempuan penulis itu, Aini Kusuma, Ayu Trisna, Dian KD, Ellen Pratiwi, Fabiola Ponto, Henny Suparjono, Heti Palestina Yunani, Ihdina Sabili, Irmia Fitriyah, Jani Purnawanty Jasfin, Laily Purnamasari, Malica Ahmad, Monique Aditya.

Terus, Nur Badriyah, Ovy Noviardhyani, Paramita Jayanti, Pingkan Margareth, Rizka Oktarianti, Sinta Sari, Triyana Damayanti, Tya Suharmanto, Tjahjani Retno Wilis, Wina Bojonegoro, Yayuk Puji Rahayu, Yulfarida Arini, dan Yuliani Kumudaswari.

Kisah mereka di satu buku berjudul “Lelaki Pertamaku” itu tidak semuanya manis, tapi rata-rata kerinduan sangat besar dalam diri mereka. Eloknya, mereka berusaha jujur tentang sosok ayah.

Seperti praktisi radio Ellen Pratiwi dalam tulisannya berjudul “Berbagi Ayah”, yang mengungkap suka dan dukanya mendapati sang ayah memiliki kisah dengan beberapa perempuan yang hadir dalam hidupnya.

Ayu Trisna yang puteri antropolog ternama Naya Sujana menuangkan penyesalannya, karena tak sempat meminta maaf pada ayahnya hingga meninggal dalam tulisan berjudul “Aku Mengenal Lelaki Itu”.

Ada pula mantan jurnalis Dian KD yang bercerita tentang ayah mertua yang tulusnya serupa dengan ayah kandungnya dalam tulisan “Abuya”.

Menurut Wina Bojonegoro, salah satu penulis dan CEO Padmedia, ke-26 penulis perempuan ini ditemukan dalam ajang proyek kerja bareng yang digagas oleh Padmedia.

Keinginan Wina sederhana, sebagai novelis dengan 19 buku, ia ingin menularkan virus menulis pada semua orang. Wina akan terus mengajak siapa saja yang ingin belajar menulis.

Bersama dua penulis lain yang tergabung dalam Komunitas Susastra Nusantara (KSN), Didi Cahya dan Heti Palestina Yunani, Wina menseleksi dan serius memberikan mentoring menulis via online.

“Para penulis ini ada yang saling kenal dan ada yang sama sekali tidak kenal. Justru itu menariknya,” kata penulis berbakat yang telah menulis banyak karya ini.

Wina mengungkapkan, untuk menjaring para penulis perempuan ini, ia menggunakan sarana media ala marketplace melalui media sosial.

“Saya mengumumkan di media sosial terkait konsep buku yang akan dibuat. Mulai judul, tema, isi, syarat naskah dan sebagainya. Lalu saya dan teman-teman editor melakukan penyaringan naskah dan memilih penulis-penulis terbaik untuk dibukukan,” terangnya.

Menurutnya, ternyata tak mudah mengorganisasi para perempuan penulis agar dapat menghasilkan karya berkelas yang pantas untuk dibukukan.

“Kami memiliki standar karya penulisan yang sejajar dengan para penulis profesional. Ada yang idenya bagus tapi tulisannya hancur, ada pula yang pandai bercerita namun tulisannya tidak terarah,” ungkapnya.

Diakui, butuh ketekunan dan kesabaran agar karya para penulis perempuan ini pada akhirnya dianggap layak oleh editor untuk diluncurkan menjadi sebuah buku. Apalagi mereka sejatinya bukan berprofesi sebagai penulis, tapi ada yang pengusaha, dokter, mahasiswi, dosen, karyawati, dan pengacara. (Ganefo)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *