WAINGAPU, beritalima.com – Pogram tanam jagung panen sapi (TJPS) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) di musim Oktober – Maret (okmar) seluas 300 hektar tersebar di delapan desa, di kecamatan Rindi.
“Tahun ini program TJPS, kita laksanakan pola pendekatan kawasan. Sehingga ketika ada orang tanya jagung TJPS maka kita tahu ada di Rindi,” kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur Eben Haezer Ronopril Haghu, SP, kepada Berita Lima di Waingapu, Jumat (10/12/2021).
Lahan seluas 300 hektar tersebut terbagi atas delapan desa, yakni desa Kayuri 50 hektar, Rindi 52 hektar, Oekatapi 27 hektar, Kabaru 40 hektar, Hanggaruru 30 hektar, Rindi pemekaran Praikaroku 40 hektar, Tamburi 40 hektar, dan desa Tana Raing 40 hektar. Dimana program TJPS yang dilaksanakan di delapan desa tersebut terbagi dalam 30 kelompok.
“Persiapan lahan petani TJPS yang dipusatkan di kecamatan Rindi, yang sudah melakukan proses olah tanam 30 hektar atau 10 persen bantuan dari pemerintah provinsi. Sedangkan sisahnya 270 hektar itu tanpa olah tanam. Lahan sekarang sudah siap, hari Senin pekan depan bibit jagung akan didistribusikan ke kelompok petani (poktan) sehingga petani langsung tanam,” kata Eben Haghu.
Menurut Eben, benih jagung komposit untuk TJPS ini didatangkan dari kabupaten Ngada oleh pihak ketiga sebanyak kurang lebih 7,5 ton. Sedangkan pupuk sudah didistribusi ke kelompok tani.
“Pada hari ini juga akan didistribusi herbisida untuk kelompok TJPS. Sebentar akan diperiksa oleh tim pemeriksa yang akan dilanjutkan dengan pendropingan ke kelompok tani,” kata dia menambahkan.
Sebelumnya, lanjut dia, TJPS juga sudah dilakukan di kecamatan Lewa Tidahu, yaitu di desa Kambumuru pada musim tanam April – September (asep) 2021. Selain itu, di kecamatan Katala Hamu Lingu, kecamatan Kota Waingapu di desa Pambota Njara di Wairinding tahun 2019.
“Kalau di Wairinding tahun 2020 hasil panen mencapai 4,3 ton per hektar dengan luas areal tanam TJPS ribuan hektar. Tahun ini, 300 hektar yang difokuskan di satu kecamatan, yaitu di kecamatan Rindi,” ujarnya.
Menurutnya, panen raya jagung di musim okmar, harga jagung Rp1.000 per kilogram, tapi dengan adanya program TJPS ini petani bisa menikmati harga Rp3.200 per kilogram. Dan, off taker membeli seluruhnya. “Yang perlu kita perbaiki, adalah dari sisi mutu dan kualitas, sehingga waktu kita menjual ke off taker harus dalam kadar air yang pas supaya waktu penyimpanan dan pengiringan tidak berjamur. Kadar air sekitar 8%,” ujarnya.
Dari hasil panen jagung TJPS ini, kata Eben, ada beberapa petani yang sudah membeli ternak babi dan kambing.
Ia menambahkan, sebanyak 10 orang pendamping program TJPS sedang mengawal kegiatan ini di delapan desa. “10 orang pendamping TJPS ini sekarang sementara ada di lapangan terus.,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BPPPK) Kecamatan Rindi, Yesai Ananias Natun saat pertemuan dengan Kelompok Tani TJPS di desa Kayuri, kecamatan Rindi, Sabtu (11/12/2021) mengatakan, di desa Kayuri ada lima kelompok yang mendapat program TJPS, yakni masing-masing 10 hektar.
Menurut Yesai Natun, rencana Senin akan dilakukan penanaman perdana jagung TJPS di desa Kayuri. Dan, selanjutnya akan diikuti oleh kelompok tani lainnya di tujuh desa.
Sekretaris desa Kayuri, Marthen Wadu menambahkan, jumlah kelompok tani di desa Kayuri sebanyak 12 kelompok, diantaranya lima kelompok masuk dalam program TJPS yang sasarannya di daerah aliran sungai (DAS).
Dikatakan Marthen Wadu, semua kelompok tani TJPS di desa Kayuri siap melasanakan program ini. “Hanya memang kendala benih yang datang terlambat, tapi kita bersyukur hari ini bapak Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura menjelaskan bahwa hari Senin bibit akan distribusikan ke kelompok tani. Untuk pagar juga sudah siap dan lahan sudah ditracktor,” ujar Marthen Wadu.
Ia menambahkan, ppemerintah desa sudah menyiapkan obat konfidor 100 botol untuk mengantisipasi hama belalang.
Menurutnya, program TJPS tahun ini tidak semua kelompok mendapatkan biaya pengolahan lahan. “Karena itu, kami berharap program berikutnya pemerintah provinsi menambah anggaran untuk biaya pengolahan lahan, sehingga semua anggota mendapatkan biaya untuk mengolah lahannya lebih luas. Begitu juga bibit jagung distribusinya lebih cepat,” ujarnya.
Ndilu Maumaramba menambahkan, program TJPS ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Dengan adanya program ini, kami sangat senang, karena pemerintah sudah menyiapkan off taker. Dan, juga harga jagung program TJPS ini sudah ditentukan oleh pemerintah yakitu Rp3.200 per kilogram. Sebelum ada program ini, kami petani jual jagung hanya Rp1.000 per kilogram,” kata dia ndilu Mauramba menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)