BIREUEN ACEH_ beritalima.com I Mensiasati Pembelajaran Saat Pandemik, SMA Negeri 1 Pandrah Kabupaten Bireuen mempersiapkan diri lebih awal menyongsong tahun pelajaran baru yang direncanakan dimulai pada 13 Juli 2020.
Mengorbankan masa liburan, sebanyak 35 guru dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Pandrah menerima materi pembelajaran flipped classroom dari pemateri yang juga founder Virtual Coordinator Training Indonesia sekaligus konseptor Meurunou, Meubagi Wawasan lam Jaringan (Meugiwang) Aceh, Khairuddin MPd.
Materi yang diberikan dua hari, mulai tanggal 23-23 Juni 2020 secara tatap muka dengan tetap menjaga protokol kesehatan diikuti secara antusias oleh seluruh peserta pelatihan.
Dalam kesempatan tersebut, pemateri menyampaikan ide mendesain pembelajaran memadukan tatap muka jika siswa harus ke sekolah dalam bentuk shift dan keberlanjutan pembelajaran dari rumah dalam jaringan.
Flipped classroom menurut Khairuddin merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memadukan pembelajaran offline dan online.
“Dimana guru tetap melayani siswa secara optimal, memanfaatkan kanal youtube pribadinya yang dapat diakses oleh siswa,” kata Khairuddin.
Dikatakannya, memilih youtube sebagai sarana pembelajaran daring merupakan hal yang sangat memungkinkan, selain tidak perlu kode akses, hampir semua orang mudah mengakses youtube serta ramah kuota.
“Guru dapat menampilkan materi pembelajarannya dalam bentuk share screen serta dapat mengundang guru lain sebagai kolaborator memberikan pembelajaran bagi siswa,” ucapnya.
Selain itu Khairuddin menambahkan, materi yang disampaikan juga memanfaatkan microsoft teams sebagai sarana bersama guru dan siswa. Sehingga selain memperoleh materi, seluruh guru dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Pandrah memperoleh akun guru inovatif yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran digital berbasis office 365.
Kepala SMA Negeri 1 Pandrah, Rahmawati SPd mengatakan, bahwa sekolah yang dipimpinnya memiliki prospek yang bagus untuk tetap melayani siswa secara optimal di masa pandemi dengan aturan kesehatan.
“Selain memiliki guru dan tenaga kependidikan yang memiliki komitmen melayani, juga daerah yang memungkinkan pembelajaran daring karena faktor internet yang cukup bagus,” ujarnya.
Kemudian sekolah yang dulunya memiliki website sekolah dan siap untuk diaktifkan kembali sehingga dapat dijadikan sebagai supporting learning management system, pungkas Rahmawati. (Hamdani)