Kota Bima NTB, beritalima.com
Sang Legendaris Bima “Cucu Malingi” tentu tak banyak yang kenal di jaman ini, namun di era tahun 70an nama ini begitu Populer, 4 Personil “Cucu Malingi” yakni Dae Udin, Simon Matulesi, Joni Keke dan Iksan Ade Talu sungguh menjadi Idola masyarakat Bima – Dompu di Jaman itu, namun tidak semua pernah kenal dan bertatap muka langsung dengan mereka. Melainkan hanya menikmati tembang-tembang Bima hasil karya mereka, seperti Nggahi Rawi Pahu, Lao Paki Weki, dsb. Setelah 37 tahun menghilang, Sang Maestro Bima “Cucu Malingi” kini kembali. Tentu saja kerinduan dihati orang Bima – Dompu sejak tahun 1979 tertuang dalam sebuah tembang kenangan, yang dilukiskannya dalam bentuk syair oleh 4 Legendaris populer ini.
Sejak hari Kamis, 1 September kemarin kami telah menanti kedatangannya di Kota Bima untuk di Wawancarai, tepat pukul 16.10 Wita, 4 Personil Group Lawas Bima ini sampai di Hotel La Ila depan Paruga Nae Convention Hall Kota Bima, tentu saja kami tidak mengenal orang-orang hebat ini, karena kami tidak pernah hidup bersama mereka dan bisa dibilang orang-orang ini sudah lanjut usia, namun mereka yang berjasa menghadirkan Sang Maestro, seperti Aba Zain dan Iksan Rakateza RTZ Record memperkenalkan 4 sang Legendaris ini. Awalnya kami tidak percaya, jika usia mereka mencapai 70 tahun, namun kami yakin setelah Dae Udin memperkenalkan satu persatu dari mereka. Ternyata Simon Matulesi telah berusia 69 tahun, Dae Udin 65 tahun, Joni Keke 59 tahun dan Iksan Ade Talu telah berusia 58 tahun.
Masih di hotel la ila, kami sempat mewawancarai sang Maestro tentang cikal bakal lahirnya Cucu Malingi Group Lawas Bima, Dae Udin menceritakan panjang lebar sepak terjang dan sejarah Cucu Malingi. Berikut perjalanan singkat penyanyi legendaris serta pencipta lagu di ranah musik lagu Bima, Menurut Dae Udin “Cucu Malingi” lahir dari keihlasan dan keluhuran hati, meski untuk membangun industri musik saat itu harus membutuhkan biaya, namun karena berangkat dari keihlasan hati ke 4 legendaris sejati ini, akhirnya Cucu Malingi terbentuk. Pertama kali Cucu Malingi band masuk rekaman tahun 1981/1982 dengan nomor ijin industri no. 001, tentu saja Band Cucu Malingi yang memulai rekaman dijaman itu. musik itu universal, katanya.
Ungkapan terima kasih dan apresiasi juga disampaikannya, bahwa selama 32 tahun usia cucu malingi, masih ada generasi sekarang yang mengangkat sekaligus menghadirkan kita disini. Sekarang kami bermukim di Jakarta, sekalipun anak cucu kami disana, namun “Kami Bangga Jadi Orang Bima” katanya. Ternyata Cucu Malingi tidak hanya populer di Bima, bahkan Indonesia dan Dunia sudah mengenal Group Kelahiran Bima ini, terbukti pada 4 November 2015 lalu, Cucu Malingi mempersembahkan karyanya dihadapan Bapak Presiden RI yang berjudul “Tambora Menyapa Dunia”, tentu saja lagu yang dipersembahkan tersebut, untuk mengenang kembali 2 Abad Tambora. Tidak hanya itu, ternyata Cucu Malingi adalah Pencipta “Mars Adeksi”, yang menjadi Marsnya Assosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia. (B5-SUKUR)
[box][/box]