75 Tahun Merdeka Dan Gelato Rujak Beubek Di Resto Bunga Rampai

  • Whatsapp

Denny JA
Setelah merdeka 75 tahun, saatnya Indonesia semakin Goes International.
Tahun 2019, di New York, dalam pertemuan delegasi sejumlah negara untuk bidang keamanan PBB. Sebagian dari mereka menggunakan kemeja batik Indonesia. (1) Baju atas batik, tapi celana dan sepatu dipadu dengan karya negara lain.


Sejak tahun 2019, UNESCO, sudah menetapkan batik Indonesia sebagai “masterpiece oral and tangible heritage of humanity. (2)
Tahun 2018, Di Korea Selatan. Seorang profesor musik di Seoul Institute of Art, Lee Jung Pyo, menyanyikan lagu Bengawan Solo. Ia mengiringi lagu itu dengan alat tradisional korea Gayageum (sejenis kecapi). 
Dalam hitungan hari, video Bengawan Solo oleh Lee Jung Pyo itu viral di dunia maya. Ia ditonton 230 ribu kali. (3)


Di Belanda, tahun 2018.  Di Teater Muziek & DansSchool, Amsterdam. Publik di sana terpana mendengar alunan gamelan Jawa. Alat tradisional Indonesia, dengan suara merdu para pesinden, dikawinkan dengan bunyi Saxophone. (4)
Peristiwa ini yang teringat. Produk lokal yang dikawinkan dengan elemen internasional. Itu yang terbayang ketika saya menikmati Gelato Rujak Beubeg. 


Sejak kecil, saya terbiasa membeli makanan rakyat rujak beubek, yang lewat di depan rumah. Kini rujak beubek itu ada dalam bentuk gelato, makanan internasional dari Itali.
Resto Bunga Rampai di Menteng Jakarta, berdekatan dengan ultah 75 tahun Indonesia Merdeka, melaunching inovasi terbarunya: Gelato Rujak Beubek. Juga ada Gelato Cendol Duren. Gelato Kopyor nangka.


Karena Resto Bunga Rampai yang membuatnya, inovasi ini menarik perhatian. Tahun lalu, Bunga Rampai mendapat penghargaan tertinggi Adikarya 2019, sebagai restoran terbaik di Jakarta untuk kategori Indonesian Formal Dining. (5)
Resto Bunga Rampai mengalahkan empat nominasi lain: Kembang Goela (Sudirman); Harum Manis (Sudirman), Roro Jonggrang (Menteng), dan Seribu Rasa (Menteng).


Sudah beberapa kali pula Resto Bunga Rampai diundang sebagai penyedia makanan pertemuan pemimpin dunia, di Davos, Swiss (World Economic Forum). Para pemimpin pemerintahan, bisnis dan civil society dunia berjumpa dalam forum itu.
Yang istimewa dari Bunga Rampai, resto ini mengangkat makanan Indonesia dari Aceh hingga Papua, ke tingkat internasional. Resto ini acapkali dijadikan tempat untuk menjamu tamu negara. Juga didatangi selebriti internasional.
-000-


Saya sendiri pecinta gelato. Juga tak menyangka kini saya mencicipi desert asal Itali itu dengam rasa rujak beubek, cendol duren dan kopyor nangka.
Gelato dengan rasa pistacchio dan mandorla selama ini menjadi favorit.
Saya teringat ketika menyusuri kanal sepanjang kota Venesia, Itali. Naik gandola, sejenis perahu. Lalu ada pemain gitar dan penyanyi yang sengaja saya sewa khusus, duduk bersama di gandola.
Anak- anak mengatakan ini pengalaman yang paling unik, yang pernah mereka lalui.


Atau ketika menatap lukisan Michael Angelo di plafon Sistine Chapel, Roma. Hening. Khusyuk, saya mencoba masuk merenungkan legenda lukisan itu.
Selesai naik gandola. Selesai dari Sistine Chapel. Kopi Itali, dan gelato acap menemani. Ia melengkapi keindahan warisan peradaban.
Gelato sendiri ditemukan sekitar tahun 1600. Chef Itali bernama Francesco Procopio dei Coltelli dianggap sebagai bapak dari jenis desert Gelato. Ia pertama kali mengenalkan desert ini melalui kafenya di Paris: Cafe Procope.
Ia memodifikasi jenis minuman dari Cina, yang menggabungkan Sirop dan es salju. Minuman ini sempat populer di dunia Muslim. Lalu dari dunia muslim, minuman itu datang ke Italia.
Gelato dianggap satu tingkat lebih bermutu dibandingkan Ice Cream. Bahan dan cara membuatnya berbeda. Demikianlah percakapan para ahli kuliner.
-000-


Banyak cara memperingati hari kemerdekaan. Resto Bunga Rampai memperingatinya dengan mengangkat karya rakyat Indonesia: rujak beubek, cendol duren, dan kopyor nangka ke level internasional. 
Saya membayangkan. Jika Resto Bunga Rampai kembali diundang menyediakan makanan bagi World Economic Forum di Davos, Swiss. 
Sungguh seru jika di sela- sela percakapan krisis ekonomi dan cara memperbaikinya, para pemimpin dunia itu menikmati rujak beubek, cendol duren dan kopyor nangka, dalam bentuk gelato.***
Agustus 2020

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait