BANGKALAN, Beritalima.com–Demo siswa-siswi MAN Bangkalan pada Senin (5/8/2019) lalu menuai perhatian dari berbagai pihak, termasuk para Alumni MAN Bangkalan.
Ketua Alumni MAN Bangkalan, Mahmudi Ibnu Khotib mengaku sangat prihatin dengan adanya masalah di MAN Bangkalan. Karena menurut dia, aksi yang dilakukan siswa ada oknum guru yang menjadi dalang dan memprovokasi siswa.
“Ada oknum guru yg memanfaatkan masalah ini,” ujar Mahmudi saat mendatangi MAN Bangkalan. Jum’at (9/8/2019).
Sebagai alumni dirinya sangat bangga karena siswa-siswi MAN Bangkalan berani mengkritisi pihak sekolah. Namun, sangat disayangkan karena 80 persen guru memprovokasi siswa untuk melakukan aksi demo tersebut.
Padahal kata alumnus MAN Bangkalan angkatan 2001 itu, sebelum harga buku dikoordinir pihak sekolah melalui koperasi dengan harga Rp 1,2 juta, malah ada oknum guru yang memanfaatkan untuk ladang bisnis pribadi.
Bahkan kata dia, harga yang dipatok per buku sangat fantastis yaitu sebesar Rp 200 ribu. Sedangkan jumlah buku paket sebanyak 18 buku. Jika dikalikan hasilnya Rp 3,6 juta.
“Dulu harganya Rp 200 ribu per buku, tapi tidak heboh seperti sekarang, makanya siswa-siswi yang masih polos ini hanya dimanfaatkan saja oleh oknum guru ini,” tambahnya.
Oleh karena itu, Mahmudi meminta Kepala Sekolah MAN Bangkalan untuk mengambil tindakan tegas kepada oknum guru tersebut. “Kalau oknum guru ini tidak bisa dibina, dibinasakan saja,” pintanya disetuju para alumni lainnya.
Menanggapi, Kepala Sekolah MAN Bangkalan Moh. Ali Wafa membenarkan bahwa, ada pihak guru yang memanfaatkan kepolosan siswa. Sehingga siswa melakukan aksi demo. “Karena pemahaman yang tidak utuh itulah ada yang memanfaatkan,” jelas Ali Wafa.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya bersama Kementerian Agama (Kemenag) akan menindak para oknum guru yang mengkompori siswa. Karena setelah ditunjukkan dan dijelaskan menganai transparansi dana, para siswa mengaku salah dan mengaku hanya dimanfaatkan oknum guru.
“Pasti ada dampak hukumnya, tapi yang berwenang adalah pimpinan (Kemenag, red) kalau kami tidak punya wewenang untuk memberikan sanksi atau memecat ASN (aparatur sipil negara),” tandasnya.
Sedangkan, Kepala Kemenag Bangkalan, Mudjalli mengaku belum tahu nama-nama oknum guru yang menjadi dalang aksi demo tersebut. Selain itu, ia masih mau mendalami akar masalahnya.
Jika oknum guru terbukti menjadi dalang dan memprovokasi siswa, selanjutnya pihaknya akan menyerahkan ke kantor wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Timur. “Kita tetap koordinasi dengan Kanwil karena yang memegang kebijakan,” tutupnya. (Rus)