JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) bidang Ekonomi dan Keuangan, Dr Hj Anis Byarwati mengingatkan stakeholder industri perbankan syariah berbenah diri.
Hal itu dikatakan Anis menanggapi kehebohan yang terjadi pada industri perbankan syariah akhir-akhir ini. “Terlepas dari tanggapan serta kritik masyarakat benar atau salah dari sisi pemahaman akad syariah, tetapi yang pertama harus disikapi adalah kritik masyarakat pada bank Syariah bukanlah karena mereka benci Syariah atau agama Islam.
“Harus betul-betul dibedakan, Islam memang agama yang diyakini kebenarannya, tetapi menganggap bank Syariah lepas dari kesalahan adalah sikap berlebihan dengan selalu mengatakan, masyarakat belum paham akad yang digunakan di bank Syariah,“ kata dia dalam keterangan pers yang diterima awal media, Selasa (27/7).
Anggota DPR RI membidangi Perbankan, Keuangan dan Pembangunan itu menyayangkan bank syariah belum optimal menyalurkan pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan juga belum digunakannya akad mudharabah serta musyarakah yang murni berbagi hasil dan berbagi rugi kepada para pengusaha kecil.
Anis mengkritik sudut pandang regulator pengembangan ekosistem Syariah terutama perbankan Syariah yang terlihat sangat mementingkan perluasan market share. “Kita mengkhawatirkan saat perbankan Syariah fokus untuk memperbesar market share lewat ekspansi pembiayaan yang tak fokus pada UMKM untuk mengejar target jumlah aset tertentu, bakal berdampak pada industri Syariah kehilangan ruh kebersamaan dengan umat Islam” kata dia.
Anis yang juga ekonom itu menegaskan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap diferensiasi operasional bank yang menggunakan nama Syariah bakal membuat bank Syariah kehilangan konteks. “Ketidakpercayaan itu jika tidak dimitigasi secara proper bakl memunculkan anggapan, pelaku bank Syariah dianggap menghianati Syariah karena masyarakat memiliki ukuran dalam menilai operasional bank,” jelas Anis.
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini juga mengingatkan institusi perbankan Syariah untuk selalu memperbaiki diri baik dari sisi layanan, GCG, inovasi produk, maupun pengedepanan substansi Syariah agar tidak terlalu terjebak dengan kompleksitas akad.
“Ke depan kita ingin melihat perbankan Syariah menjadi bank pilihan, dimana orang pergi ke bank Syariah bukan hanya yang sadar Syariah, tetapi juga orang yang perduli dengan layanan yang baik, produk inovatif, dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” kata pemegang gelar S3 di bidang ekonomi syariah ini.
Anis juga mengingatkan masyarakat selalu menjaga iklim ekonomi, politik dan sosial yang kondusif untuk perkembangan perbankan Syariah sehingga bank Syariah tumbuh menjadi salah satu alternatif sistim yang menyumbang terhadap perekonomian nasional.
Perbankan Syariah sebagai institusi yang membawa label Syariah sudah punya mekanisme pengawasan sangat ketat baik oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Dewan Syariah Nasional/Dewan Pengawas Syariah (DSN/DPS).
“Jika ada persoalan yang dianggap masalah pribadi nasabah dengan Bank Syariah sebaiknya menggunakan mekanisme yang berlaku, baik melalui arbitrase syariah maupun lewat jalur hukum lainnya” demikian Dr Hj Anis Byarwati. (akhir)