Agar Tidak Terus Tercemar, Ecoton Beri Edukasi Ibu-Ibu Untuk Menjaga Sungai Brantas

  • Whatsapp

GRESIK,beritalima.com- Lembaga pemerhati lingkungan hidup, Ecoton (Ecological Observation and Wetlands) mengadakan pelatihan kepada 50 perempuan yang berada di wilayah Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto Gresik dan Surabaya.

Mereka mendapat ilmu tentang menjaga kelestarian sungai, mulai dari memantau sungai, menganalisa, dan membuat rekomendasi untuk pemerintah.

Dr. Daru Setyorini Manager Program Ecoton Mengatakan bahwa Pelatihan kali ini bertemakan Partisipasi Perempuan dan Pemuda dalam pengelolaan Sungai Brantas.

Dia menambahkan, Perempuan Perlu di edukasi untuk terlibat dalam pengelolaan sungai brantas, karena perempuan dalam keluarga sebagai edukator untuk anak anaknya, pengambil keputusan dalam pengelolaan sampah dan perempuan adalah korban dari lingkungan hidup yang tidak sehat, oleh karenanya kami mengajak perempuan dan pemuda untuk lebih berperan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kepala Laboratorium Ecoton, Eka Chlara Budiarti menyatakan kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan ini mengidentifikasi, dan melihat pencemaran yang ada di Sungai Surabaya.

“Peserta diajak untuk melihat mikroplastik yang ada di sungai. Mikroplastik adalah plastik yang berukuran kurang dari 5 mm akibat faktor lingkungan. Ada dua jenis mikroplastik primer dan sekunder. Yang primer adalah mikroplastik yang sengaja dibuat industri ukurannya mikro, biasanya berbentuk microbeads/granul. Sementara yang sekunder adalah hasil degradasi plastik besar,” ujarnya Minggu (5/6/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika sejak 2018 hingga 2020 yayasannya melakukan penelitian pada feses manusia, dalam 102 sampel yang telah di-identifikasi.

“Dari semua sampel itu, semuanya mengandung mikroplastik. Hal ini menjadi sebuah peringatan awal untuk kita bahwa mikroplastik sudah masuk dalam tubuh manusia,” imbuhnya.

Melalui pelatihan ini, lanjut dia, dirinya berharap peserta sudah mengetahui permasalahan besar yang ada di sungai. Usai mengikuti kegiatan pelatihan tersebut, peserta membuat deklarasi untuk penyelamatan Sungai Brantas.

Sementara, Dr Schuyler Houser Ph.D dari Postdoctoral Researcher, Department of Water Resources, Faculty of Civil Engineering Delft University of Technology, Belanda mengatakan, dirinya sangat senang bertemu dengan komunitas yang sudah mempunyai banyak solusi.

“Perempuan yang tinggal di tepi Sungai Brantas sangat suprise. Ibu Dewi misalnya bisa mengelola bisnis yang ramah lingkungan,. Hal yang sama pada Nur Hamidah yang melakukan perlindungan bantaran sungai dan kampanye popok sekali pakai, dan Ibu Endang yang melakukan kampanya untuk para pecinta alam agar di setiap pendakian membawa sampahnya kembali,” katanya.

Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi menuturkan, saat ini Sungai Brantas sedang sakit dan pencemaran terus terjadi. Untuk itu, komunitas perempuan Aksi Brantas ambil peran guna melakukan monitoring pencemaran sungai.

“Saya sangat terkesan dengan tekad perempuan-perempuan yang tinggal di tepi Sungai Brantas, mereka punya kepedulian dan pengetahuan untuk ikut terlibat dalam menjaga keberlangsungan Sungai Brantas,” jelasnya.(ron)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait