SURABAYA, Beritalima.com|
Wanita cantik yang awet muda ini mengungkapkan bahwa kota Surabaya memiliki banyak destinasi wisata. Beberapa diantaranya adalah Kampung Peneleh yang merupakan kampungnya Bung Karno (Soekarno, Presiden pertama RI), Sunan Ampel, Pantai Kenjeran, Kampung Lawas Maspati, dll.
“Untuk Kota Surabaya sendiri punya banyak potensi wisata, misalnya Kampung Peneleh, kemudian yang sudah masuk ke rencana induk pariwisata Kota Surabaya itu salah satunya Sunan Ampel. Makam Sunan Ampel sebagai wisata religi. Kemudian Kampung lama Peneleh, justru itu yang belum masuk dalam rencana induk pariwisata sebagai buku panduan wisatawan,” jelas anggota DPRD provinsi Jatim ini.
Agatha menyebutkan bahwa yang dibutuhkan oleh Kota Surabaya adalah badan pengelola pariwisata kota lama Heritage, yang berdiri sendiri, jadi badan sendiri yang memang khusus mengurusi terkait dengan wisata peninggalan sejarah yang ada di Surabaya.
“Seperti yang di kota Semarang, DKI Jakarta, mereka sudah punya badan pengawas sendiri sehingga kemudian pariwisata heritage di kota tersebut itu bisa berkembang jauh lebih maju. Karena tidak hanya menampilkan situs-situs sejarah saja, tetapi juga bisa membangkitkan UMKM yang ada di daerah sekitar itu menjadi lebih hidup lagi. Nah itu juga menambah income masyarakat kota Surabaya,” tegasnya.
Anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini menuturkan, dengan lebih fokus pada penanganan destinasi wisata kota Surabaya, hal tersebut untuk membantu para UMKM membuka usaha di lokasi wisata yang ada di kampung-kampung wisata.
“Surabaya memiliki kesenian Ludruk yang perlu dilestarikan, mengingat seni budaya tersebut belum banyak dikenal wisatawan.
Tidak adanya badan tersendiri yang mengelola, pagelaran ludruk sebagai budaya tradisional kurang diminati, terutama oleh generasi milenia,” sambung politisi PDIP ini.
“Pathways untuk wisata itu juga belum terbentuk sehingga misalnya nih kalau saya katakanlah wisatawan dari Korea menanyakan apa saja destinasi yang dimiliki oleh kota Surabaya, misalnya enggak ngerti mau cari di mana, bahkan Master King di sosmed seperti Instagram itu pun juga belum ada. Nah makanya kemudian saya berharap ini juga untuk Dinas Pariwisata provinsi, tolong sosmed seperti Instagram dan lain sebagainya itu lebih banyak memberikan informasi terkait potensi wisata yang ada di Jawa Timur. Misalnya betapa indahnya Bromo tampilkan foto-foto yang bagus, kemudian kalau mau ke sana diberikan petunjuk bagaimana caranya agar bisa pergi ke sana,” lanjutnya.
Agatha menjelaskan bahwa buku petunjuk seperti itu sebetulnya yang diperlukan oleh wisatawan.
“Karena begini, saya punya beberapa teman yang dari luar negeri, mereka akhirnya bertemu saya di Instagram. Di sosmed itu mereka bertanya, ada apa di Indonesia, di Jawa Timur. Kenapa mereka sampai bertanya, karena mereka tidak menemukan petunjuk destinasi wisata yang mereka inginkan. Saya ingin menyampaikan, seharusnya Dinas Pariwisata menyajikan informasi yang singkat padat dan jelas kepada para wisatawan, dan berusaha menarik wisatawan luar untuk datang ke Jawa Timur. Saat ini kan border itu sudah mulai dibuka, selama dia sudah vaksin booster enggak ada lagi karantina. Nah itu kan potensi sebenarnya. Kalau Dinas Pariwisatanya yang di Jawa Timur enggak siap ya percuma saja. Kita enggak akan pernah dapat impact dari kebijakan yang sudah mulai dibuka ini,” pungkasnya.(Yul)