MALANG, beritalima.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim DR Drs Agus Dono Wibawanto M.Hum mengapresiasi program swasembada gula yang dicanangkan oleh presiden di tahun 2024. Meskipun demikian, wakil ketua DPD partai Demokrat Jatim ini memberikan beberapa masukan agar program tersebut benar-benar bisa terwujud.
Menurut anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini, program swasembada gula merupakan suatu proses untuk menekan, bahkan bisa menghapus ketergantungan impor gula yang selama ini dianggap sangat merugikan petani. Terlebih, saat melakukan impor gula, di Indonesia tengah ada panen raya tebu. Bisa dipastikan, harga tebu jadi terpuruk, dan Petani mengalami kerugian yang sangat besar.
“Ini program yang sangat bagus. Namun perlu dipertimbangkan, kalau pemerintah, melalui dinas perkebunan ingin membuat proyek penanaman bibit Tebu unggul, pastikan bibit itu dari Brazilia dan Kolumbia. Karena kualitas tebu itu sangat bagus, disamping itu tenggang panen tidak terlalu lama, jadi program swasembada gula tersebut rasanya bisa diwujudkan,” terang politisi dari Dapil Malang Raya ini.
GusDon, panggilan akrab Agus Dono Wibawanto, mengingatkan bahwa petani Tebu perlu mendapatkan bantuan anggaran, agar jika nantinya tebu tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan pemerintah, petani harus mendapatkan jaminan kesejahteraan kebutuhan hidup mereka.
“Karena uji coba itu seperti gambling, bisa gagal bisa berhasil. Panen tebu juga jaraknya lama, tidak seperti padi atau jenis tanaman konsumsi yang lain. Jadi tidak mudah merubah mindset petani untuk beralih ke petani tebu,” sambung mantan pengusaha SPBU ini.
GusDon menuturkan, jika nantinya hasil panen tebu yang menggunakan bibit dari Brazilia dan Kolumbia ini berhasil, yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah revitalisasi mesin pabrik penggilingan tebu. Karena Tebu ini sangat bagus, hasil produksinya bisa 5 kali lipat dari bibit tebu biasa yang ditanam petani.
“Perlu adanya revitalisasi mesin penggiling tebu, agar hasil panen tebu varitas Brazilia dan Kolumbia ini bisa tercover oleh pabrik. Tebu ini sangat bagus, hasil produksinya berlimpah, 5 kali lipat dari bibit tebu biasa yang ditanam petani. Jadi ketika program swasembada gula dicanangkan, yang perlu diperhatikan selain bibit, juga mesin penggiling tebu,” tandasnya.
GusDon menambahkan, disamping memberikan bibit tebu berkualitas dari Brazilia dan Kolumbia, petani juga perlu pendampingan untuk merawat lahannya dengan cara dibalik, agar tanahnya bisa subur kembali.
“Setelah panen tebu, tanah yang digunakan itu harus dirawat, dibalik dan diistirahatkan. Setelah itu baru dimulai penanam kembali. Hal ini perlu dilakukan agar kualitas lahan tetap terjaga dan penanaman tebu berikutnya menghasilkan Tebu yang diinginkan,” pungkasnya.(Yul)