Agus Dono Wibawanto Minta Pemerintah Jangan Bergantung Pada Impor

  • Whatsapp

MALANG, Beritalima.com|
Maraknya peredaran beras sintetis yang berbahan baku plastik, saat ini diketahui distribusinya ada di Bukittinggi Sumatera Barat. Beras yang dijual lebih murah Rp 5.000,- dari harga beras medium yang di jual oleh pemerintah ini, memiliki ciri fisiknya yang lebih putih, kalau dipegang rasanya lebih licin dan tidak berbau beras sama sekali.

Beras sintesis atau disebut beras palsu ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Mengingat plastik tidak bisa terurai dalam tubuh manusia, maupun tanah.

Dilansir dari laman Republika.co.id Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), meminta warga untuk memberikan laporan terkait informasi beredarnya penemuan beras sintetis di daerah setempat, karena beras palsu berbahan plastik itu berbahaya jika dikonsumsi.

“Tentang informasi adanya beras sintesis yang beredar di Kota Bukittinggi, kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap tenang dan waspada,” kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.

Ia menegaskan, Pemkot Bukittinggi berkoordinasi dengan pihak terkait dan apapun informasi terbaru akan disampaikan kepada masyarakat

Menanggapi fenomena tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Dr Drs Agus Dono Wibawanto MHum menyesalkan terjadinya peredaran beras plastik ini.

“Wah kalau memang itu benar infonya, ya pemerintah harus bertindak tegas, menghukum para pelaku kejahatan tersebut. Dan sesegera mungkin hentikan import beras dari negara asal,” tukasnya.

Wakil ketua DPD partai Demokrat Jatim ini menegaskan bahwa, siapapun yang melakukan penjualan beras plastik ini, harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

“Mengusut tuntas kejadian tersebut yang sangat membahayakan rakyat Indonesia.
Pemerintah sudah harus merubah cara pandang menyelesaikan persoalan pangan d Indonesia. Pemerintah harus berani mengambil sikap politik jelas dan tegas, meningkatkan produksi beras dengan cara, satu segera mengevaluasi produksi beras kita, kedua segera menciptakan bibit beras yang berkualitas dan tahan cuaca ekstrim, ketiga berikan pupuk murah kepada petani, perbaiki irigasi dan ciptakan embung-embung,” tegas anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini.

GusDon, panggilan akrab Agus Dono Wibawanto, menambahkan Indonesia memiliki struktur tanah yang sangat subur, lahan pertanian yang sangat luas. Jika ingin mencapai program swasembada pangan, terutama beras yang menjadi bahan pokok makanan masyarakat, harusnya pemerintah mengantisipasi dengan lebih banyak memberikan perhatian pada petani.

“Berikan anggaran yang memadai sesuai kebutuhan petani. Berikan sarana produksi pertanian yang memadai dan yang paling utama adalah, berikan perlindungan pada para petani bilamana mereka kala gagal panen, sehingga kehidupan para petani bisa sejahtera,” tandasnya.

Menurut GusDon, dengan banyaknya peristiwa impor-impor yang merugikan pemerintah, disamping menghabiskan devisa negara, barang yang diimpor seringkali tidak terlalu dibutuhkan masyarakat. Dan juga beberapa kejadian yang lalu, pernah pemerintah mengimpor gula plastik. Tentu saja, apa yang dilakukan oleh importir ini sangat merugikan negara.

“Harusnya pemerintah sudah mulai berpikir untuk menciptakan program swasèmbada beras dan kurangi import-impor. Jangan bergantung pada impor. Setiap permasalahan diselesaikan dengan impor. Impor akan membuat Indonesia kian terpuruk, terutama jika negara memiliki ketergantungan pada suatu negara. Hentikan import, atau setidaknya kurangi impor. Berdayakan masyarakat dengan maksimal. Berikan perhatian yang serius. Orang Indonesia banyak yang pintar, jadi tinggal bagaimana pemerintah memulas potensi yang kita miliki ini memiliki power dan daya saing,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait