MEDAN – Sejumlah komentar Sihar Sitorus di media publik termasuk liputan perjalanan Sihar di berbagai daerah di Sumatera (Sumut) menunjukkan keseriusan dan pemahamannya sangat kuat dalam membangun daerah. Hal itu dinilai menjadi modal dalam menata kesejahteraan warga Sumut, sesuai dengan geografi, topografinya dan lingkungan sosial masyarakat Sumut yang sangat heterogen.
Hal tersebut disampaikan Evo M Damanik, SE, MM. Akademisi yang menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Medan ini mengatakan bahwa Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua tersebut memaparkan pemahaman yang mendalam tentang membangun daerah. Contohnya ketika berbicara Danau Toba di sejumlah media massa dia tidak hanya membahas dunia pariwisatanya.
Namun, ia membahas berbagai hal yang berkaitan dalam pengembangan Danau Toba itu secara global. “Itukan menarik. Contohnya pariwisata dapat dibangun kalau masyarakatnya paham pariwisata itu serta mendapat kontribusi dari pariwisata itu. Caranya bukan hanya dengan menjadi pengelola objek wisata tetapi bisa lewat banyak hal. Seperti petani kemenyan yang melestarikan hutan, sekaligus hidup dari hutan dan dapat menjadi wisata budaya dan wisata lainnya,” terangnya, Jumat (30/3/2018) di Medan.
Evo juga menjelaskan, bahwa hanya orang yang paham tentang Sumut yang mampu menjelaskan dan mengembangkannya. Kalau hanya cerita membangun semua dapat memaparkannya. Tetapi sistematika berpikir membangun dan arah membangun, tidak semua bisa.
“Sihar mampu, serta membuatnya saling keterkaitan. Keistimewaan lainnya Sihar bisa mengubah mitos menjadi logos. Contohnya ketika menjejaki beberapa situs, Sihar menjelaskannya dari aspek geologi. Seperti kekayaan bebatuan Danau Toba dan keterikatan geografis dengan budaya keseharian warga. Ini kan istimewa,” ujarnya.
Sementara saat mengunjungi warga Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Sihar juga menunjukkan pembangunan yang saling keterkaitan. Contohnya cawagub yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terlebih dahulu membeli peralatan pertanian di sekitar kawasan tersebut, khususnya peralatan panen padi hasil kerajinan tangan pande besi lokal. Setelah membeli benda itu ia kemudian ikut memanen padi di kawasan Tano Tombangan. “Dengan kata lain itu sudah memotivasi warga untuk menggunakan produk lokal dalam mengembangkan kekayaan alamnya,” katanya.
Menurut Evo, apa yang dilakukan wakil dari Djarot Saiful Hidayat tersebut sudah sangat tepat untuk menunjukkan keseriusan. Karena tidak semua kandidat bisa memahami pola yang sangat keterkaitan tersebut. “Jadi dia sudah menunjukkan pemahaman dan bentuk pengembangkan daerah dengan cara yang sederhana. Kalau cara luar biasanya nanti setelah dia terpilih,” jelasnya.(***)