JAILOLO, beritalima.com- Akhirnya Skenario pencairan Bantuan Sosial (Bansos) tahun 2015 fiktif sebesar Rp 50 Juta, yang diperuntukan untuk Gereja GMIH Desa Ngawet, Kecamatan Ibu Selatan, yang melibatkan pihak lain sudah mulai terungkap. Pasalnya, uang yang sudah dicairkan tersebut rencana dikembalikan kepada hak penerima bantuan pembangunan rumah ibadah melalui pandeta Frans Satdja sebesar Rp 25 Juta. namun ditolak sebab hanya diberikan sepuruh dari total Rp 50 juta.
Pendeta Gereja GMIH Ngawet Frans Satdja kepada beritalima.com, Kamis (10/11), membeberkan, usaha pengambalian separuh uang kepada dirinya tetapi dirinya menolak. yang sebelumnya telah dicairkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan mencatut namanya (pendeta Frans Satdja, red) untuk memuluskan pencairan dana Bansos tahun 2015 kemarin senilai Rp 50 Juta melalui Bagian bendahara Bansos Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut).
Lanjut Pendeta Frans, ia dihubungi untuk diajak bertemu yang di mediasi oleh wakil ketua II DPRD Halbar Nikodemus H David, untuk mengembalikan uang yang telah diambil sebelumnya. Dengan begitu, ia bergegas untuk bertemu. Namun, dalam pertemuan itu uang untuk gereja hanya dikembalikan separuh (25 juta). untuk itu, dirinya juga menyarakan kapan waktu diberikan sisanya. Tetapi hal itu tidak diindahkan. Olehnya itu, mereka mengancam jika tidak menerimanya maka uang tersebuat akan dilakukan pengembalian ke Kas Daerah.
“Jadi saya di hubungi, yang kemudian di mediasi oleh Pak Niko, untuk menerima separuh uang dari total 50 juta tersebut. Dan dijanjikan kalau saya menerima 25 juta dengan tanda tangan kwitansi, untuk pembangunan Gereja, maka dijanjikan pada tahun 2017 akan turut membantu masukan proposal agar mendapatkan bantuan tersebut. Tetapi tawaran itu saya tolak. Dan tetap bertahan harus diberikan Rp 50 juta karena kebutuhan pembangunan gereja sementara dibangun,”Aku Pendata Frans.
Sebelumnya, skenario seputar proses pencarian Bansos, yang diperuntukan bagi Gereja GMIH Ngawet, diduga adanya keterlibatan pihak lain. Hal itu terkuak ketika tim dari Dinas Sosial Nakertrans dan PPh Halmahera Barat, turun memastikan di lapangan atas pencairan Bansos tahun kamrin karena SPJ belum dimasukan. Dengan begitu, baru diketahui oleh Pdt. Frans Sadja, ketua Panitia pembangunan Gereja Sefnat Bone, Kepala Bas Nikodemus Dorado dan Jema’at Gereja GMIH Ngawet.
Sementara wakil Ketua II DPRD Halbar Nikodemus H David, saat dikonfirmasi beritalima.com, via hanphone nomornya dinon-aktifkan, ketika di SMS pun tidak dibalas.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Halbar AKP Sinar Samsu, saat dikonfirmasi via handphone, mengatakan, ia belum menerima laporan itu, mungkin masih berada di SPKT. Jika sudah menerima laporannya, dipastikan akan ditindaklanjuti tetapi sebelumnya akan dipelajari dulu,”pungkasnya. (ssd)