PONOROGO, beritalima.com- Akibat curah hujan yang tinggi, membuat volume air yang masuk ke Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur, naik. Akibatnya, danau yang merupakan wisata air yang menjadi salah satu ikon di Ponorogo, meluap hingga membasahi sebagian badan jalan yang mengelilingi telaga.
Kenaikan permukaan air telaga Ngebel, mulai terjadi sejak awal pekan ini. Puncaknya terjadi pada Rabu (18/5) kemarin. Saat itu, air sempat menggenangi jalan seputar telaga. Terutama di titik-titik terendah. Air naik ke jalan hingga 1 meter ke bagian jalan.
“Ya masuk 50 cm sampai 1 meter. Tapi sekaran sudah surut,” kata Camat Ngebel, Hadi Prianto, kepada wartawan, Jumat 20 Mei 2016.
Menurutnya lagi, kenaikan permukaan air telaga ini, selain akibat curah hujan, juga disebabkan oleh tingginya debit air dari sejumlah sungai yang masuk ke telaga. Yaitu sungai dari Desa Talun, Desa Gondowido dan Desa Ngebel yang berada di atas telaga. Juga beberapa sungai kecil dan mata air yang masuk ke telaga. Di kawasan tersebut memang terjadi hujan yang cukup lebat selama beberapa waktu sebelumnya.
Sejumlah warga sekitar telaga mengatakan, tingginya permukaan air yang meluap hingga ke jalan merupakan kejadian yang rutin setiap tahun. Terutama saat akhir musim penghujan. Menurut mereka, air tersebut memang ditampung agar bisa mengairi sawah dan ladang yang ada di bawahnya.
“Ya biasanya begitu memang. Sebentar lagi surut,” kata Ny. Gandhi, pedagang makanan di kawasan wisata tersebut.
Hal yang sama diakui beberapa tukang perahu dan nelayan darat. Menurut mereka, kenaikan permukaan ini masih seperti biasa dan tidak ada yang luar biasa. “Ya pengunjung malah agak banyak. Telaga kelihatan lebih luas. Yang mancing juga tambah banyak,” ujar Hadi Prianto.
Menurutnya lagi, naiknya air ke jalan terjadi karena ada beberapa tanggul yang rusak. Di beberapa sisinya terbentuk lubang. Lubang inilah yang membuat air masuk ke jalanan.
“Saya sudah koordinasi dengan PT Jasa Tirta Provinsi Jawa Timur yang berwenang mengelola air telaga. Pintu air tidak akan dibuka lebih lebar karena khawatir merusak infrastruktur pengairan di bawahnya,” terang Hadi.
Menurutnya, Jasa Tirta telah menerangkan kepadanya bahwa saat ini debit air yang keluar dari Telaga Ngebel mencapai 1.400 liter per detik. Ini adalah angka maksimalnya. Sedangkan debit air masuk dilaporkan sekitar 800 liter perdetik.
“Jadi meskipun pintu air dibuka, penurunan tinggi permukaan air tidak terlihat signifikan. Sehari kemarin saja hanya turun sekitar 3 cm. Kalau tidak ada tambahan, debit keluar itu bisa menurunkan permukaan sampai 8 cm dalam 24 jam,” terangnya.
Harapan warga, debit dari sungai di atas bisa dikurangi. Caranya dengan mengatur pintu-pintu air yang ada. “Kalau bisa diturunkan sampai 500 liter per detik (menjadi 300 liter per detik) dari Desa Talun semoga penurunan permukaan telaga segera terjadi,” pungkasnya. (Dibyo)