Bireuen,Beritalima – Wilayah Kabupaten Bireuen bagian Selatan meliputi kawasan Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen saat ini dilanda kekeringan.
Terjadinya kekeringtan erat kaitannya dengan pembukaan lahan perkebunan Sawit secara besar-besar di Kecamatan Juli.
Menurut informasi yang andalas peroleh Senin (3/10) dari Ketua Agribisnis BPD HIPMI Aceh Zia Udinsyah bahwa hal tersebut pernah dikritisi para pencinta lingkungan saat mengikuti sosialisasi program SRJS yang diselenggarakan Forum DAS Krueng Peusangan bekerjasama dengan Balai Syura Inong Aceh di Kota Lhokseumawe beberapa waktu lalu.
Disebutkan, pembukaan lahan perkebuna Sawit di Kabupaten Bireuen kini berdampak serius bagi masyarakat dan keseimbangan alam sekitar. Warga dari tiga desa di kabupaten Bireuen, meliputi Desa Alue Rambong, Desa Buket Mulia dan Desa Krueng Simpo Mulai kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu dua alur sungai, meliputi Krueng Alue Phon dan Krueng Alue Teungoh, Desa Alue Rambong Kecamatan Juli KM 17 mulai mengering.
Ketua Agribisnis BPD HIPMI Aceh Zia Udinsyah, menambahkan, kondisi itu dipengruhi oleh ekspansi perkebunan sawit di wilayah Bireuen. Pengusaha secara besar-besaran memperluas pembukaan lahan perkebunan di daerah yang dimaksud.
Akibatnya, keseimbangan alam sekitar ikut terganggu. Air yang mengalir pada dua sungai dihisap oleh tanaman sawit.
“Penyebab keringnya sungai tersebut karena keseimbangan alam terganggu dan pembukaan lahan sawit di daerah itu besar – besaran,” kata Zia .
Terkait masalah tersebut, harap Zia Pemerintah Kabupaten Bireuen perlu menyelesaikan persoalan tersebut,karena berdampak bagi keberlangsungan kebun warga sekitar bahkan,Tanaman di kebun warga ikut mengering.
“ Pemerintah Kabupaten Bireuen harus mencari solusi persoalan ketersedian air bagi masyarakat dan petani di Desa Alue Rambong, Desa Buket Mulia dan Desa Krueng Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.” Harap Zia. ( Suherman Amin)
