Mereka lega telah melewati Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) selama 4 hari, dan sedih atas musibah yang dialami gadis SMP di Bengkulu tersebut. Karena itu, usai UNBK mereka segera sujud syukur, terus melanjutkan aksi dan doa bersama untuk Yuyun, Kamis (12/5/2016).
Doa buat Yuyun mereka panjatkan setelah sujud syukur atas ujian yang baru dihadapi. Selanjutnya, mereka yang perempuan beraksi dengan saling menempelkan stiker ‘Save Girl’ di bagian dada sebagai bentuk kepedulian pada keselamatan anak-anak perempuan.
Tidak hanya itu, siswa-siswa itu juga membubuhkan pesan dan tanda tangan di spanduk besar sebagai motivasi untuk menghargai satu sama lain.
“Kami harus mawas diri. Sebagai laki-laki kami malu kalau sampai tega melakukan kekerasan pada anak-anak atau wanita,” kata Ramadhan, salah satu siswa yang ikut tandatangan di spanduk.
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Syafi’u Rohman, menjelaskan, edukasi dan kepedulian pada sesama perlu dibangun agar tidak melakukan kekerasan.
Apalagi, ketika marak kasus pelecehan anak sekarang ini, siswa-siswa kami belum cukup mengetahuinya karena terbentur jadwal Unas. “Biar mereka mawas diri, dan tahu ada tindakan yang bisa merugikan anak-anak seusia mereka,” lanjutnya.
Dia berharap dengan adanya aksi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 Surabaya ini tidak ada lagi remaja yang melakukan tindakan yang sama. (Ganefo)