BANYUWANGI, beritalima.com – Pasca penahanan Koordinator demo berlogo palu arit, Heri Budiawan alias Budi Pego, oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi, Jawa Timur, Ketua Forum Solidaritar Banyuwangi (FSB), M Yunus Wahyudi, makin getol mengkritisi tambang emas Gunung Tumpang Pitu. Menurutnya, tambang yang dikelola PT Bumi Suksesindo (BSI) ini bisa lancar beroperasi karena telah bagi-bagi ‘angpao’ kepada para petinggi pemerintahan.
Termasuk pada salah Satu Pengurus Cabang organisasi keagamaan di Banyuwangi, MA, serta para Kiai lainnya.
“itu dapat mulai masa IMN (Indo Multi Niaga), sampai BSI, tapi entah dikemanakan uangnya,” ucap Yunus, Minggu (10/9/2017).
Tak berhenti disitu, Yunus juga menyebut tokoh lain yang menjadi penerima uang dari tambang emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran tersebut. Yakni NNA, asal Rogojampi dan AR dari Srono.
“Tapi entah uangnya dikemanakan, tapi saat saya rapat dengan para Kiai, muncul istilah Kiai perampok,” katanya.
Tak berhenti disitu, sejumlah nama pejabat juga disebut oleh Yunus sebagai penerima aliran dana tambang. Diantaranya BK, mantan Kepala Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi dan NM, mantan Kapolres Banyuwangi.
Rentetan kejadian tersebut, dinilai Yunus sebagai awal termarjinalkannya warga sekitar tambang emas Gunung Tumpang Pitu. Yang belakangan sudah memakan tumbal si Budi Pego, koordinator demo berlogo palu arit.
“Seharusnya, jika aparat benar ingin mengungkap, kan mencari dalang demo nya, bukan malah menahan pendemo yang barang buktinya juga tidak ada sampai sekarang,” pungkas Yunus. (Abi)