TULUNGAGUNG, beritalima.com- Sangat disayangkan perbuatan perundungan fisik terhadap siswa kembali terulang di lingkup Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN). Hal itu, sontak membuat banyak kalangan merasa geram dan marah.
Kali ini, menimpa anak berinisial IH klas 7 siswa SMPN 3 Kedungwaru, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, yang notabene masih sangat butuh perlindungan, harus mendapatkan perilaku yang tidak baik dari RF klas 8.
Pemukulan terhadap IH terjadi pada hari Jum’at, tanggal 1/12/2023, di depan toilet sekolahan. Bahkan, banyak siswa yang melihat kejadian tersebut, namun IH sudah terlanjur mendapat pukulan bertubi-tubi dari RF kakak klas nya.
Menurut keterangan LA orang tua korban, ia mengetahui anaknya dipukuli kakak klas nya dari teman anaknya. Saat anaknya pulang sekolah langsung tidur tidak seperti biasanya, terus ada temannya yang datang ke rumah untuk memberitahu bahwa anaknya baru saja dipukuli dan ditendang oleh siswa klas 8.
“Anak saya pulang sekolah langsung tidur tidak bicara apa-apa, padahal biasanya pulang sekolah cuma ganti baju dan langsung keluar lagi main ke tempat temannya,” ujar LA. Rabu, (6/12/2023).
Lanjut LA menerangkan, setelah kejadian pemukulan itu anaknya mengeluh sakit kepala bagian belakang. Ian berusaha mendatangi sekolahan untuk meminta keterangan lebih lanjut, namun sampai hari ini belum ada titik terang.
“Usai kejadian pemukulan terhadap anak saya, saya datang ke sekolahan untuk bertemu dengan pelaku dan guru BK, namun belum mendapatkan keterangan yang pasti. Guru BK hanya menjanjikan memanggil kedua belah pihak untuk dipertemukan,” lanjutnya.
“Saya merasa kecewa, seolah-olah permasalahan ini dianggap biasa saja bagi mereka, padahal ini menyangkut kesehatan dan masa depan anak. Meminta ada kesepakatan dan jaminan untuk anak saya tidak akan mendapat perilaku yang tidak baik seperti ini, sekaligus memberi efek jera pelaku,” imbuhnya.
Dijelaskannya, jika masalah ini nantinya tidak segera diselesaikan, LA berencana akan membawa permasalahan ini ke pihak berwajib untuk meminta keadilan.
“Rencananya, jika masalah ini tidak ada titik temu, akan saya laporkan ke Polres untuk ditindaklanjuti karena ini menyangkut psikis dan masa depan anak saya,” jelas LA.
Sementara itu, RN salah satu siswi klas 9 yang melihat kejadian tersebut membenarkan bahwa, memang IH sudah dipukuli oleh RF Klas 8 kakak klasnya.
“Iya, saya melihat IH dipukuli dan ditendang oleh RF klas 8, karena dikerumuni oleh siswa banyak, saya tidak tahu berapa kali IH dipukul RF,” benar RN.
Kasus perundungan fisik terhadap siswa seperti ini, telah menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat terutama orang tua yang anaknya sekolah disitu. Banyak pihak menyerukan perlunya pendekatan yang lebih serius terhadap masalah perundungan di lingkungan sekolah, baik dari pihak sekolah maupun pihak berwajib.
Mereka berharap agar kasus seperti ini tidak terulang di masa mendatang, sehingga lingkungan sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para siswa.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada jawaban dari Kepala Sekolah saat di hubungi melalui jaringan seluler WhatsApp. (Dst)