JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV DPR RI, Dr H Andi Akmal Pasluddin yakin perikanan tangkap di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan bakal berkembang bila Pemerintah Pusat dan Daerah serius melakukan pembinaan serta membantu para nelayan.
“Saya yakin perikanan tangkap di Kabupaten Bone bakal berkembang bila adanya campur tangan yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Pusat dan Daerah,” kata Andi Akmal ketika bertemu dengan nelayan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, kemarin.
Sinergi Masyarakat Nelayan dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, jelas Andi Akmal dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Selasa (20/10), perlu ditingkatkan. “Selama ini masyarakat nelayan di Kabupaten Bone selalu menemui kendala permodalan. Investor masih enggan untuk membiayai nelayan kecil karena dianggap memiliki risiko tinggi.”
Seabagai wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Akmal menghadirkan berbagai program, peluang dan bantuan langsung kepada masyarkat nelayan baik yang ia lakukan secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Nelayan yang tergabung dalam kelompok usaha, berkesempatan besar menerima bantuan Pemerintah. Kondisi ini selain melatih para nelayan berorganisasi, bekerjasama juga akan menjadikan kelompok nelayan ini memiliki skala besar yang sedapat mungkin setara dengan perusahaan dalam skala menengah,” urai Andi Akmal.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini selain bedialog dengan kelompok nelayan, juga memberi pelatihan penanganan ikan. Kegiatan ini dia lakukan di berbagai lokasi, kecamatan-kecamatan sentra perikanan secara serempak. Dengan fasilitas kegiatan secara daring yang sedang tren saat ini, memungkinkan peserta mengikuti kegiatan pada tempat berbeda-beda dengan lokasi berjauhan.
Bahkan, tambah AndiAkmal, pelatihan penangan ikan bisa juga dilakukan di atas kapal. Sebagai contoh adalah pelatihan penanganan ikan di atas kapal diselenggarakan Jumat dan Sabtu lalu dan diikuti 75 nelayan dari Kabupaten Bone.
Lebih jauh dikatakan, mengusung konsep semi blended, nelayan diberikan materi secara online dan mempraktikkan di lapangan yang didampingi penyuluh. Pelatihan tuna roll digelar secara daring, Jumat (16/10) dan diikuti 2. 617 peserta dari 34 provisi di Indonesia.
“Saya berharap, ada peningkatan kapasitas serta kesejahteraan para masyarakat kelautan dan perikanan dengan adanya kegiatan seperti ini. Di tengah wabah Covid-19, produk olahan dari ikan bisa dikonsumsi atau bahkan dijual untuk membantu perekonomian keluarga,” demikian Dr H Andi Akmal Pasluddin. (akhir)