JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, menyangkan Pagu indikatif Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2022 Rp 14,51 triliun. Pagu indikatif ini berdasarkan surat bersama No: S-361/MK.02/2021 dan No: B.238/M.PPN/D.8/PP/04.02/04/2021
Mestinya anggaran Kementan tetap di atas Rp 30 triliun seperti 10 tahun terakhir sebelum 2020. Anggaran Kementan pernah mencapai antara Rp 32 triliun hingga Rp 33 t, itu belum termasuk subsidi pupuk yang angkanya bisa lebih besar.
“Sektor ini sangat produktif meski dalam kondosi pandemi termasuk dalam sejarah Indonesia, ketika krisis pun sektor pertanian sangat bertahan,” ungkap legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan tersebut.
Andi Akmal mengingatkan pemerintah, Negara ini pernah mengalami krisis moneter yang kemudian sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Inflasi terjadi cepat, pesat dan tinggi. Pengangguran mendadak besar karena banyak sektor usaha terpukul dan terpuruk jatuh.
Andi Akmal mencontohkan, krisis moneter 1997-1998 yang menyisakan catatan relatif bertahannya sektor pertanian dan bahkan menampung kembali tenaga-tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di perkotaan. Saat pandemi yang juga memukul berbagai sektor usaha pun, ada peran sektor pertanian sebagai penyangga (buffer sector-red) di masa krisis.
Ditekankan, bahwa sektor pertanian adalah sektor penopang ketahanan pangan (food security) yang akan krusial di kala krisis ekonomi. Karena menjadi penopang ketahanan pangan, bukan hanya memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan untuk bertahan hidup saja, tetapi juga menjadi pemeran penting dalam menjaga asupan gizi masyarakat.
Kita, kata Andi Akmal, dapat memperhatikan betapa pentingnya sektor pertanian ini diutamakan dengan memberi porsi yang terbaik dari APBN kita. Krisis moneter 1997/98 meninggalkan generasi yang mengalami stunting dan malnutrition cukup parah di kalangan dan berdampak permanen.
“Jangan sampai kita kembali melakukan kesalahan dalam menghadapi krisis dengan mengabaikan sektor pertanian dengan cara memangkas lebih separo anggaran yang pernah ada di Kementerian Pertanian,” jelas Andi Akmal mengingatkan.
Dia meyakinkan begitu pentingnya sektor pertanian ini perlu menjadi andalan program Pemerintah pimpinan Presiden Jokowi beberapa di antaranya adalah belum ada kepastian berakhirnya pendemi Covid-19.
Selain itu, lanjut dia, perdagangan internsional di sektor pertanian sedang terganggu yang di tunjukkan beberapa negara melakukan restriksi ekspor produk seperti dilaporkan organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO).
Dengan begitu, produksi pertanian dalam negeri menjadi sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selam ini dengan mudah di selesaikan dengan cara mudah dalam bentuk importasi pangan.
Wakil rakyat asal Bone ini juga menerangkan pentingnya sektor pertanian untuk mengatasi kemisinan di pedesaan. Selama ini, kemiskinan sangat intens di pedesaan yang menyumbang besar tingginya angka kemiskinan di tanah air.
Karena itu, mempertahankan aktivitas ekonomi di pedesaan menjadi relevan agar peningkatan angka kemiskinan tahun ini dapat diredam. Aktivitas ekonomi di pedesaan yang paling cocok adalah sektor pertanian.
Andi Akmal mengharapkan Jokowi mempertimbangan lagi akan anggaran pertanian dalam bentuk APBN 2022 ini karena petanian ini bagian penting dari sistem penyediaan pangan. Pada saat krisis, sektor pertanian dapat menjadi jaring pengaman sosial (sosial safety net) alamiah.
“Bahkan, sektor pertanian, di kala normal pun, masih merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia, apalagi ketika ada krisis, seperti krisis ekonomi atau krisis akibat pandemi seperti ini,” demikian Andi Akmal Pasluddin. (akhir)