Oleh:
Rudi S Kamri
Salut dan apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan atas keberanian Adamas Belva Syah Devara CEO RuangGuru untuk mengundurkan diri sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden. Dia secara elegan menyampaikan tidak mau menjadi beban bagi Presiden Jokowi. Meskipun sudah ada klarifikasi bahwa Belva tidak terlibat dalam pengambilan keputusan dalam program kemitraan Kartu Pra Kerja, tapi memang rasanya tidak elok kalau pejabat negara mempunyai kaitan kepentingan dengan penggunaan dana negara yang berjumlah cukup besar.
Ini bukan masalah pelanggaran hukum atau aturan apapun, tapi lebih pada etika dan kepatutan dalam konteks “clean anda good governance”. Dan Belva secara ‘gentleman’ berani mengambil keputusan yang sangat besar demi menghindari kesan negatif dari publik. Dan menurut saya dengan umur yang masih sangat muda dan kapabilitas personal yang mumpuni, Belva punya kesempatan dan ruang untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara di manapun dia berada.
Nah sekarang kita sedang menunggu langkah dan sikap dari Andi Taufan Garuda Putra. Secara obyektif, kesalahan yang dilakukan oleh Andi Taufan jauh lebih berat dibandingkan stigma yang diterima Belva. Andi Taufan telah secara nyata dan terang benderang melakukan penyalahgunaan jabatannya untuk keuntungan diri sendiri. Bukan sekedar melanggar kepatutan dan etika, apa yang dilakukan Andi Taufan adalah pelanggaran administrasi kenegaraan yang sangat serius.
Kalau Presiden Jokowi tidak punya waktu untuk mengurus pemecatan Andi Taufan karena kesibukan Presiden dalam penanganan Covid-19, selayaknya Andi Taufan mengikuti jejak Belva untuk mengajukan pengunduran diri. Agar keberadaannya tidak menjadi beban bagi Presiden Jokowi.
Kalau Andi Taufan mengundurkan diri, dia akan dikenang sebagai anak muda yang konsekuen dan bertanggungjawab atas kesalahan yang pernah dibuat. Namun kalau dia tetap bertahan sebagai Stafsus Presiden dengan memanfaatkan situasi darurat wabah virus corona, dia akan dikenang sebagai CACING KREMI yang menjadi beban Presiden dan Negara.
Sekarang pilihan ada di tangan Andi Taufan, mau memilih menjadi pribadi yang gentleman dan bertanggungjawab seperti Belva atau sekedar ingin menjadi cacing kremi yang menjijikkan…..
Salam SATU Indonesia
22042020