Jakarta – Perlu disadari Indonesia mempunyai kedaulatan hukum tersendiri. Memang kita akui bahwa negara demokrasi cenderung tidak mengenal hukuman mati dan itu dianggap sebagai hal yang bertentangan dengan dengan hak-hak seseorang untuk hidup.
Demikian disampaikan Presiden Suara Independen Rakyat Indonesia (SIRI) Tjandra Setiadji dalam siaran persnya kepada redaksi, Sabtu (30/07).
Demikian Andy lantas bertanya akan prilaku bandar narkoba yang menurutnya juga telah melakukan pembunuhan secara perlahan.
“Tapi sekarang saya mau tanya, apa bandar narkoba itu menghargai hak-hak generasi bangsa utk hidup? Kenapa ia menebar sesuatu yang bisa menyebabkan seseorang mati?” Andy bertanya.
Menurut Ketua Dewan Pakar IPJI itu, pertanyaan tersebut yang dapat membuat mereka juga harus menerima ganjaran yang setimpal.
“Jadi sudah cukup alasan hukum mati di Indonesia untuk diterima, sekarang tugas kita itu hanya bersama-sama memantau proses hukumnya saja,” terang Andy yang juga Ketua FKPM untuk daerah Jakarta Barat itu.
Ia juga mengapresiasi soal ketegasan Jokowi-JK yang telah melakukan hukuman mati bagi gerbong bandar narkoba. “Dalam konteks hukuman mati sy apresiasi, karena bisa dibilang hanya sekarang pemerintah menunjukkan keberaniannya untuk melakukannya. Dan inilah yang saya bilang tadi kita sudah mulai belajar untuk menegakkan hukum dengan prinsip kedaulatan hukum tadi tanpa pilih kasih antar satu dengan yang lainnya,” Andy menjelaskan.
Sebagai pimpinan LSM, lanjut tokoh kelahiran Bagan Siapi-Api itu, ia meminta semua pihak untuk berpikir jernih menilai hukuman mati, jangan sampai hanya pola pikirnya seperti negara-negara barat lalu menghilangkan kebudayaan kita sebagai bangsa Indonesia.
“Apalagi karena ada pesanan asing, jadi jangan sampai menolak karena pesanan tadi itu. Terus berikutnya saya juga meminta semua negara untuk menghargai hukum di Indonesia,” pungkas Wakil Presiden Appsindo (Appsindo Aliansi pedagang pasar induk indonesia).
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan j