Anik Maslacah Apresiasi Program Vokasi Kemendikbud

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Wakil ketua DPRD provinsi Jatim Anik Maslacah SPd MSi mengungkapkan, sudah saatnya Indonesia mengurangi Ketergantungan Impor Pangan. Menurut politisi PKB ini pada hakikatnya, Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Namun pada kenyataannya ternyata masih banyak bahan pangan di Nusantara yang bersumber dari luar negeri.

Anik menambahkan, Hal itu terjadi karena berbagai palemik. Salah satunya adalah harga bahan pangan impor yang lebih murah daripada harga bahan pangan dalam negeri.

“Alasannya, misalnya pada produksi beras, beras yang dikelola secara tradisional butuh waktu sekitar 3 bulan agar panen. Dibutuhkan pula lahan luas, dan biaya yang lebih besar, serta waktu yang tidak sebentar,” tutur mantan ketua komisi B ini.

“Kebalikannya, pengelolaan pertanian modern di luar negeri bisa menghasilkan panen hingga 2 kali lipat dalam 3 bulan serta tidak membutuhkan lahan yang luas. Bahkan atap rumah bisa dijadikan lahan sawah, Hal Itu otomatis berpengaruh pada harga beras yang lebih murah di luar negeri,” sambung Anik.

“Yang kedua, generasi milenial (SDM) sekarang lebih memilih dunia kerja daripada mengaplikasikan keilmuan tentang pertanian. Sementara
di masyarakat umum juga menjadi penyebab masalah penguatan pangan. Hal itu terjadi karena belum adanya kejelasan soal kesejahteraan kehidupan para petani,” lanjutnya.

“Untuk mengurangi impor, salah satu caranya adalah dengan melakukan pengembangan pendidikan vokasi tingkat sekolah SMK kejuruan hingga bangku kuliah. Selaras dengan harapan kepala Dinas Pendidikan Jatim, yakni memperbanyak SMK di bandingkan sekolah umum, terutama yang konsentrasi pendidikannya di program penguatan pangan,” tambahnya.

“Pemerintah juga harus mengintervensi sekolah SMK pertanian, SMK peternakan, atau SMK perikanan minimal ada1 sekolah di setiap kabupaten kota supaya ilmu yang didapat bisa diaplikasikan di masyarakat. Tentu dengan support sarana dan prasarana dari pemerintah,” harapnya.

Anik menjelaskan lebih jauh, sudah saatnya Indonesia
harus inovatif, hal tersebut diucapkan Anik Maslachah usai meninjau lawatan penanaman kentang di Nganjuk. Anik berharap adanya peningkatan kompetensi pada SDM, hingga nantinya membuat Indonesia, khususnya Jawa Timur, mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan impor.

Anik menegaskan, selama petani atau peternak masih mempergunakan cara tradisional, ketergantungan pada bahan pangan impor akan sulit diatasi. Sebab, harga yang ditawarkan cukup bersaing. Selain itu, saat ini marak aplikasi e-commerce yang mampu melayani pembelian di luar negeri secara satuan dengan harga yang murah.

“Kalau para petani masih menggunakan metode tradisonal dapat dipastikan impor akan tetap berlangsung,” katanya

Menurut Anik, diperbaruinya program pendidikan vokasi yang dibarengi dengan peningkatan Inovasi kompetensi para SDM membuat Indonesia, khususnya Jawa Timur, mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan impor
“Sudah waktunya Indonesia, khususnya Jawa Timur, untuk pertanian, perikanan, dan peternakan dikelola secara modern dengan biaya murah, waktu yang lebih singkat. dan lahan yang tdak terlalu luas, Caranya, membekali SDM tentang inovasi modem dalam
pengelolaan pangan agar bisa bersaing dengan dunia luar” pungkasnya.(yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait