Anis: Sudah Waktunya Aksi Kerumunan Umat Islam Diubah Jadi Kekuatan Politik Riil

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta mengatakan, pekerjaan rumah paling berat bagi Umat Islam saat ini adalah semangat militansi menjadi semangat bekerja secara terus menerus, sehingga mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan.

“Karena itu, sudah waktunya Umat Islam ini untuk mengubah kerumunan menjadi kekuatan politik yang riil. Ini pekerjaan rumah paling berat sekarang ini adalah bagaimana mengubah semangat kita, militansi kita menjadi kekuatan kerja. Barulah kita punya kekuatan yang riil,” kata Anis.

Itu disampaikan Anis dalam Dialog ‘Geopolitik Global dan Visi Perjuangan Keumatan Dalam Konteks Politik Nasional’ yang diselenggarakan Osmani Foundation di Hotel Regale, Medan, Sumatera Utara, Rabu (2/12) malam. Dialog dihadiri lebih 100 tokoh dan ulama antara lain dari Muhammadiyah, Alwasliyah, Presiden Rumah Qur’an Violet, Sutan Azmi, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Medan.

Menurut Anis, saat ini terdapat perbedaan ijtihad dalam mewujudkan kemaslahatan karena apa yang dianggap benar saat ini, belum tentu juga benar besok atau lusa. “Karena ijtihad kita hari ini ditentukan oleh situasi kita hari ini,” kata dia.

Jadi, lanjut Wakil Ketua DPR RI 2009-20014 ini, tantangan terbesar kita sekarang ini adalah membangun satu arus karakter yang terintegrasi dengan sistem politik sehingga menggabungkan antara kerja keras juga pada waktu yang sama dengan sistematika dalam bekerja.

Sistematika politik Indonesia saat ini, lanjut dia, memiliki dasar falsafah negara dan menjaga kedaulatan negara, yakni Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Platform besar tersebut telah mengayomi demokrasi, agama dan kesejahteraan, termasuk Umat Islam didalamnya sebagai mayoritas penduduk Indonesia.

“Kita yang mayoritas ini seharusnya juga memiliki kekuatan mayoritas dalam ekonomi dan politik. “Ini membutuhkan kerja berkesinambungan sistematis dan terus menerus, semangat sesaat itu tidak akan mengubah nasib kita,” papar Anis.

Disinilah perlu mengubah cara berpikir, merasakan dan bertindak Umat Islam saat ini sebab Indonesia adalah negara Islam terbesar di dunia, maka menjadi tugas bersama dalam mewujudkan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam dan menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia.

“Tugas kita juga sebagai umat Islam berusaha sedapat mungkin untuk menggabungkan antara mayoritas kuantitas, mayoritas secara politik dan mayoritas juga secara ekonomi. Kita punya tugas sejarah, bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam, dan pada waktu yang sama juga menjalankan peran sebagai salah satu kekuatan utama dunia,” tegas Anis.

Krisis berlarut yang melanda dunia saat ini, menyentuh serta mengubah pada sistem perpolitikan global secara drastis yang tidak didasari agama. Hal ini tentunya memberikan inspirasi dan solusi hanya agama yang bisa menjadi sumber inspirasi baru.

“Itu sebabnya saya percaya, Islam adalah masa depan, cuma diperlukan satu kekuatan yang bisa menerjemahkan nilai nilai Islam ini kedalam satu model sosial, kedalam satu model politik dan kedalam satu model ekonomi, baru orang akan melihat Islam itu secara visual,” tandas dia.

Dengan cara seperti itu bila ingin mengubah wajah Islam dan menujukkan kepada seluruh dunia. “Jadi, ide menjadikan Indonesia sebagai kekuatan lima besar dunia, inilah caranya. Ini yang mestinya jadi takdir sejarahnya Indonesia, dan ini memerlukan pemikiran yang mendalam semangat bekerja di dalam diam. Militansi itu harus kita terjemahkan dalam jam kerja dalam produktivitas,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait