BOJONEGORO, – Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus naik. Pada pukul 18.00 WIB, Tinggi Muka Air (TMA) di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) telah mencapai 14.34 peischall. “Sejak kamarin, trennya naik dan kita prediksi ini terjadi sampai Sabtu besok,” ujar Kapten Czi Sugeng, disela-sela kegiatannya dalam menyiapkan alat dan perlengkapan banjir. Jumat (3/2/2017).
Sementara itu, Plt Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sujarwo mengatakan, meningkatnya debit air Bengawan Solo di Bojonegoro ini disebabkan kiriman dari wilayah hulu. Pada Kamis kemarin di Jurug, Jawa Tengah, memasuki siaga merah. Kondisi serupa juga terjadi di Pos Pantau Sekayu, Ponorogo, Jatim. “Kami sudah menghimbau kepada warga bersiap-siap menghadapi banjir,” tegasnya.
Ia menambahkan, tren kenaikan air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini akan terus terjadi, jika intensitas hujan di daerah hulu meningkat. Ditambah hujan lokal dari anak-anak sungai yang menyumbang debit air. Seperti Kali Kening, Kali Semarmendem, Kali Batokan, dan Kali Kalitidu. “Semua camat dan pemerintah desa di bantaran bengawan sudah kita bersiap siaga dan selalu memberikan informasi perkembangan ketinggian air,” ujarnya menandaskan.
Dari data di BPBD Bojonegoro, sejumlah Kecamatan berpotensi terdampak luapan Sungai Bengawan Solo adalah Kecamatan Bojonegoro meliputi Desa Ledok Wetan, Mulyoagung, Klangon, Jetak, Ledok Kulon, Kalirejo, Semanding, Banjarejo, Kauman.
Sedangkan untuk Kecamatan Kalitidu adalah Desa Mojo. Kemudian Kecamatan Dander meliputi Desa Ngablak. Kecamatan Trucuk adalah Desa Sranak. Kecamatan Kapas meliputi Desa Bogo, Desa Sambiroto. Kecamatan Balen antara lain Desa Sekaran, Sarirejo, Kedungdowo, kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo, Pilanggede, Lengkong dan Prambatan. (Penrem 082/CPYJ).