TRENGGALEK, beritalima.com
Guna mengantisipasi keterbatasan jumlah baju hazmat (hazardous materials atau baju dekontaminasi dari bahan-bahan berbahaya_red) yang semakin sulit diperoleh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek berinisiatif menyiapkan beberapa bilik alat pelindung diri (APD). Bilik-bilik tersebut rencananya akan diperuntukkan bagi para petugas pemeriksaan di setiap titik checkpoint yang ada, sekaligus sebagai pengganti baju hazmat. Sebab, kebutuhan baju hazmat saat ini terbilang tinggi. Dalam sehari rata-rata di setiap checkpoint membutuhkan sekitar 15 unit.
“Sehingga dengan adanya bilik APD ini, juga berfungsi menggantikan kebutuhan baju hazmat untuk melindungi petugas dari potensi terpapar virus Korona. Sedangkan baju hazmat yang ada, nanti hanya akan digunakan oleh petugas medis,” kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat dikonfirmasi melalui saluran Telephone, Rabu (14/4/2020).
Bilik APD yang disiapkan, lanjut Gus Ipin sapaan akrab bupati muda ini, memiliki dimensi lebar 0,75 meter dan panjang 1,75 meter serta tinggi 2,2 meter. Bagian depan tertutup kaca untuk memudahkan petugas bertatap muka dengan orang yang diperiksa. Selain itu, juga disertai lubang untuk tangan yang dilengkapi pelindung guna mengecek suhu tubuh maupun mencatat riwayat perjalanan. Sedangkan untuk sarana berkomunikasi, bilik dilengkapi dengan pengeras suara.
“Kami memesan lima bilik APD, saat ini sudah ada satu dan masih akan diuji kelayakannya oleh Dinas Kesehatan, nanti apabila dinyatakan layak pakai, minggu depan akan mulai kami gunakan,” imbuhnya.
Ditambahkan dia, untuk tahap awal, bilik APD akan dipasang di salah satu titik checkpoint perbatasan antara Trenggalek dengan Tulungagung yakni di Kecamatan Durenan yang berada di Terminal Durenan. Karena, checkpoint tersebut merupakan pintu masuk utama dengan frekwensi keluar masuk orang yang paling banyak. Namun begitu, secara bertahap semua checkpoint tetap akan di pasang bilik APD tersebut.
“Ke depan kami akan pasang juga di checkpoint Tugu yang berbatasan dengan Ponorogo dan checkpoint Panggul yang berbatasan dengan Pacitan,” sambung suami Novita Hardini itu.
Di harapkan, dengan penggunaan bilik APD dimaksud, baju hazmat dapat diprioritaskan bagi petugas medis yang lebih berisiko dalam menangani pasien.
“Sebab petugas yang berjaga di dalam bilik APD hanya perlu menggunakan alat pelindung diri dasar seperti masker dan sarung tangan karet,” pungkasnya. (her)