TRENGGALEK, beritalima.com
Adanya kejadian- kejadian kebencanaan akhir-akhir ini di wilayah Indonesia, disikapi serius juga oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek.
Trenggalek yang secara geografis wilayahnya terdiri dari pegunungan, perbukitan dan garis pantai, mempunyai tingkat kerawanan tersendiri.
Dengan panjang pantai kurang lebih 98 km, Trenggalek juga berpotensi terkena dampak signifikan jika terjadi bencana sunami.
Terkait itu, Kepala Bagian (Kabag) Rumah Tangga dan Protokol Pemkab Trenggalek, Triadi Atmono, dikonfirmasi beritalima.com mengatakan bahwa sejak beberapa tahun ini sebenarnya pemkab sudah melakukan antisipasi.
“Pemkab Trenggalek sendiri sudah melakukan pemetaan (maping) terhadap beberapa wilayah yang berpotensi kebencanaan, dalam hal ini sunami,” ungkapnya, Senin,(7/1/2019).
Tadi saya, lanjut Triadi, sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengenai beberapa desa di sepanjang jalur pantai yang berpotensi kena dampak jika ada bencana sunami.
“Ada 13 desa di 3 Kecamatan yang beberapa wilayahnya berada di jalur pantai. Mulai dari Kecamatan Watulimo yaitu Desa Prigi, Tasik Madu dan Karanggandu. Kemudian Kecamatan Munjungan ada 7 desa, diantaranya Desa Ngulungwetan, Ngulungkulon, Bendoroto, Craken, Masaran, Tawing, Munjungan. Untuk Kecamatan Panggul, Desa Nglebeng, Wonocoyo serta Besuki,” imbuhnya.
Menurutnya (Triadi), selain antisipasi dini abrasi laut dengan penanaman 5000 pohon mangroove beberapa tahun lalu, sejak 2013 Pemkab Trenggalek sudah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait diantaranya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, Basarnas dan lainnya untuk mengadakan pelatihan-pelatihan penanggulangan bencana.
“Di Trenggalek sudah dibentuk kader anti sunami (kadsumi) yang terdiri dari 160 orang dan tersebar di 3 kecamatan. Selain itu, di tahun 2016 juga pernah ada gladi lapang yang diikuti 1000 orang dari berbagai unsur dan pemasangan alat deteksi dini sunami atau alert warning system (aws) di tiga titik rawan,” tandas Kabag yang juga Plt Kepala Dinas Kominfo itu.
Ada juga sekolah laut, kepelatihan kewaspadaan kemungkinan sunami serta pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi ataupun alat alert warning sistem (aws) dibeberapa titik.
” Sudah ada beberapa sarana pendukung yang sudah dibangun, disediakan dan siap digunakan, namun jangan lupa nahwa semua tetap perlu pemeliharaan dan lainya. Jadi diharapkan pihak BNPB juga bisa mengcover keperluan- keperluan itu,” pungkasnya (her)