Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Dalam menjalani profesi Dokter ini kasus intorelansi laktosa kerap kali dijumpai kasus intolansi laktosa dimana anak mengalami menceret atau setiap kali minum susu pasti menceret apapun jenis susunya.,Anak adalah buah hati dari setiap pasangan suami istri perlu dibina dan dididik menjadi orang berguna jangan sampai menderita kasus intorelan
Laktosa yakni setiap minum susu pasti menceret, kasus intoleransi laktosa acap kali bisa terjadi pula orang dewasa seperti halnya pada Bu Dewi tiap kali minum susu perut pasti tak enak kram dinding perut ,mari kita bahas bersama..!
Intolerasi laktosa merupakan suatu kondisi di mana tubuh tidak lagi mampu mencerna laktosa. Ini adalah jenis gula yang banyak terdapat pada susu dan produk olahannya. Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Kondisi ini sering kali ditandai dengan diare, perut kembung dan sering buang angin setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa, seperti susu atau produk olahannya.
Tubuh menggunakan enzim alami yang disebut laktase untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, agar kemudian bisa diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita intoleransi laktosa, tubuh tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna masuk ke usus besar dan terfermentasi oleh bakteri. Kondisi ini memunculkan keluhan intoleransi laktosa.
Menurut Cleveland Clinic, diperkirakan 68% jumlah populasi di dunia mengalami intoleransi pada laktosa.
Kebanyakan orang dengan gangguan sistem pencernaan ini memiliki etnis dan ras, seperti Amerika Latin, Afrika-Amerika, Asia, dan Eropa Timur.Satu kondisi yang mirip dengan intoleransi laktosa (lactose intolerance) adalah alergi susu (cow milk allergy). Alergi susu adalah kondisi terkait sistem imun. Seseorang dapat mengalami reaksi alergi bila sistem imunnya sensitif terhadap protein susu.
FAKTOR PENCETUS
1. Usia. Intoleransi laktosa paling sering terjadi pada usia 20–40 tahun. Bayi dan anak- anak bisa saja mengalami namun kasusnya lebih jarang dibandingkan dengan dewasa.
2. Etnis. Etnis Asia, Afrika dan Indian-Amerika adalah etnis yang lebih berisiko mengalami intoleransi laktosa.
3. Prematuritas. Enzim laktase diproduksi di usus halus menjelang trimester akhir kehamilan. Bayi yang lahir di trimester lebih awal berpotensi memiliki laktase dalam jumlah sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali
.
4. Penyakit dalam usus. Penyakit seperti celiac disease dan Chron’s disease dapat membuat fungsi usus terganggu dan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak terkontrol. Kondisi ini dapat membuat penderitanya lebih berisiko mengalami intoleransi laktosa.
5. Kanker yang menyerang daerah usus atau menyebar ke usus berpotensi menurunkan fungsi usus secara keseluruhan, termasuk kemampuannya dalam mencerna laktosa.
PENYEBAB INTOLERANSI LAKTOSA
1. Intoleransi laktosa primer
Intoleransi laktosa primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua. Kondisi ini terjadi ketika produksi laktase menurun seiring bertambahnya usia. Biasanya, intoleransi laktosa primer mulai terjadi pada usia 2 tahun, tetapi keluhan baru muncul saat memasuki masa remaja atau dewasa.
2. Intoleransi laktosa sekunder
Intoleransi laktosa sekunder terjadi akibat penurunan produksi laktase yang disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, infeksi usus, atau radang usus besar, dan bisa juga efek dari kemoterapi atau penggunaan antibiotik dalam jangka panjang.
3. Intoleransi laktosa dalam masa perkembangan
Intoleransi laktosa jenis ini terjadi akibat belum sempurnanya perkembangan usus bayi saat dilahirkan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur. Akan tetapi, intoleransi laktosa jenis ini hanya berlangsung sementara dan membaik seiring bertambahnya usia bayi.
4. Intoleransi laktosa bawaan
Intoleransi laktosa bawaan disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari kedua orang tua. Bayi dengan kondisi ini terlahir dengan sedikit atau tanpa enzim laktase sama sekali.
DIAGNOSA LABORATORIUM :
1. Tes toleransi laktosa : Seseorang yang dicurigai mengalami intoleransi laktosa akan diminta untuk meminum minuman yang tinggi kadar laktosanya.Dua jam setelah mengonsumsi minuman tersebut, kadar gula darahnya diperiksa di labolatorium. Bila kadar gula darahnya tidak meningkat, maka kemungkinan besar ia memang tidak dapat mencerna laktosa yang masuk ke dalam tubuhnya.
2. Hydrogen Breath Test : Seorang dengan intoleransi laktosa ususnya tidak mampu mencerna laktosa. Akibatnya laktosa ini akan banyak difermentasikan oleh bakteri usus besar.Hasil samping dari proses fermentasi ini adalah hidrogen dan berbagai gas lainnya. Kadar hidrogen yang terdeteksi tinggi di napas menandakan tidak sempurnanya proses pencernaan yang berujung pada diagnosa intoleransi laktosa.
3. Tes keasaman fece st: es keasaman feces dapat digunakan untuk memastikan diagnosis intoleransi laktosa. Laktosa yang tidak dicerna dan difermentasi dalam usus besar akan menghasilkan asam laktat yang terbuang melalui feces atau tinjanya.
PENATALAKSANAAN INTOLERANSI GLUKOSA
Intoleransi laktosa yang dialami oleh dewasa umumnya bersifat genetik dan akan dibawa sepanjang umurnya. Akan tetapi pada anak-anak dan usia muda, intoleransi laktosa umumnya terjadi akibat adanya penyakit tertentu dan akan hilang dalam beberapa minggu seiring dengan penyembuhan penyakit dasarnya.
Usus halus manusia memproduksi laktase, enzim yang fungsinya mencerna laktosa ini. Oleh laktase, laktosa dipecah menjadi dua jenis gula, yaitu glukosa dan galaktosa.Glukosa dan galaktosa kemudian diserap di usus untuk diubah menjadi energi. Pada mereka yang mengalami intoleransi laktosa, produksi laktase ini terganggu. Jumlah laktase dalam tubuhnya menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Akibatnya, laktosa yang masuk tetap menjadi bentuk utuhnya dan masuk ke usus besar. Bakteri pembusukan di usus besar kemudian memfermentasikan laktosa ini. Hasil samping dari proses fermentasi tersebut adalah gas dan asam yang mampu mencetuskan berbagai keluhan bagi penderitanya.
GEJALA INTOLERANSI LAKTOSA
1. Diare
2. Mual dan muntah
3. Kram perut &;Kembung
4. Perut bergas
5. Perut melilit
6. kehilangan konsentrasi, dan terdengar suara gemuruh dari perut.
7. diare berbuih,
8. pertumbuhan dan perkembangan yang melambat, serta terkadang muntah.
PENGOBATAN
1. Menghindari konsumsi susu dan produk yang mengandung laktosa.
2. Suplementasi kalsium dan vitamin D untuk menjamin pemenuhan kebutuhan tubuh akan dua jenis mineral ini.
EFEK SAMPING INTOLERANSI LAKTOSA
1. Osteopenia atau kerapuhan tulang yang dapat berujung pada osteoporosis
2. Osteoporosis yang membuat seseorang berisiko mengalami patah tulang dengan tiba-tiba
3. Malnutrisi akibat ketidakmampuan mencerna gizi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
Periksakanlah ke dokter bila Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas setelah mengonsumsi susu atau makanan yang terbuat dari susu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi, karena gejala intoleransi laktosa memiliki kemiripan dengan gejala alergi protein susu sapi, irritable bowel syndrome (IBS), radang usus, dan penyakit celiac.
Jika Anda atau anak Anda didiagnosis menderita intoleransi laktosa, konsultasikan dengan dokter spesialis gizi mengenai pola diet yang tepat.
Sekilas info , semoga bermanfaat.
RobertoNews 1280 《28.3.22(07.45)》
• Praktisi Dokter & Penulus ilmu Kesehatan