Oleh
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Suatu hari saya ketemu seorang temanku di SMA, Saya heran melihat tingkah laku bicara tidak sinchron,aku terkejut kok bisa jadi gini bicawa dan petunjuk tak sinchron , Terpetik berita aktor Bruce Wiilis yang lahir di 19 Maret 1955 lalu. Aktor Hollywood Bruce Willis dikabarkan menderita afasia atau aphasia, yakni penyakit yang selalu mempengaruhi kemampuan kognitif di otaknya.Akibat aphasia yang dideritanya itu, Bruce Willis akan pensiun dari dunia akting yang telah membesarkan namanya di dunia perfilman Hollywood. Seorang aktor berhenti aktingnya karena menderita Aphasia,bicara tak sinkron dengan aktingnya .suami Demi Moore ini jadi berhenti aktingnyw karena menderira Aphasia berat pada organ otaknya, jadi apa itu Aphasia, mari kita bahas.
ANGKA STATISTIK
Berdasarkan statistik, sekitar satu juta orang di Amerika Serikat menderita gangguan ini. Ini berdampak buruk terhadap kualitas hidup seseorang. Banyak yang memilih untuk memisahkan diri dari keluarga dan teman-teman. Sebagian besar dari mereka bahkan menderita kecemasan dan depresi. Namun, ada terapi yang tersedia untuk membantu mengembalikan keterampilan berbahasa mereka. Salah satu penyebab kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke. Saat mengalami stroke, tidak adanya aliran darah ke otak menyebabkan kematian sel otak atau kerusakan di bagian otak yang berfungsi memproses bahasa. Sekitar 25–40% penderita stroke akan menderita afasia.
PENGERTIAN APHASIA
Aphasia adalah suatu gangguan bahasa menyebabkan seseorang untuk berkomunikasi, bisa karena post stroke atau kelaian ada tumor di otak,Afasia adalah gangguan berkomunikasi yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara dan menulis, serta kemampuan memahami kata-kata saat membaca atau mendengar.. Umumnya penderita afasia akan keliru dalam memilih dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan dan daya ingat penderitanya.
Aphasia adalah suatu kondisi yang merampas kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, seperti berbicara, menulis, dan memahami bahasa baik secara verbal ataupun non-verbal.Artis Bruce Willis dilaporkan mundur dari dunia akting setelah diketahui menderita aphasia.Pengumuman mundurnya bintang film Die Hard itu diungkapkan putri Bruce Willis melalui akun instagramnya. aphasia biasanya terjadi tiba-tiba setelah stroke atau mengalami cedera kepala.Namun, kondisi ini juga bisa datang secara bertahap dari tumor otak yang tumbuh lambat atau penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen dan progresif (degeneratif).
Penyabab Afasia
1. Stroke,
2. Tumor otak,
3. cedera otak traumatik.
Ada dua jenis afasia, yaitu lancar dan tidak lancar. Orang dengan afasia lancar dapat menyusun kalimat yang cukup panjang, namun sering kali dengan kata yang salah. Di sisi lain, orang yang menderita afasia tidak lancar berusaha keras untuk mengungkapkan kata-kata dan mengucapkannya dalam kalimat yang sangat pendek. Contohnya, mungkin hanya mengatakan, “mau keju” atau “pergi restoran.”
Afasia adalah gangguan otak yang dapat memengaruhi keterampilan berbicara dan menulis seseorang. Ini dapat menyebabkan penderita kehilangan kemampuan untuk berbahasa dan memahami orang lain dengan baik. Ini terjadi saat bagian otak yang mengandung pemahaman berbahasa mengalami kerusakan (biasanya akibat stroke). Orang dengan afasia sering kali susah payah menemukan kata yang tepat digunakan. Mereka cenderung menggunakan kata-kata yang salah dan mengubah pengucapannya. Contohnya, mereka akan mengatakan, “piring pencuci”, padahal yang dimaksud adalah “pencuci piring.” Karena mereka tidak melakukannya dengan sengaja (bahkan tidak menyadarinya), mereka dapat merasa frustrasi ketika orang lain tidak memahami apa yang berusaha mereka ungkapkan. Gangguan ini juga dapat memengaruhi keterampilan mendengar dan membaca. Namun, ini tidak berdampak apa pun terhadap kecerdasan.
GEJALA APHASIA
1. Afasia Wernicke (reseptif)
Afasia Wernicke dikenal dengan sebutan afasia reseptif atau sensory aphasia. Afasia Wernicke biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Pada afasia ini, penderita akan kesulitan memahami atau mengerti kata-kata yang didengar atau dibaca. Akibatnya, penderita akan mengeluarkan kalimat atau kata-kata yang juga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
2. Afasia Broca (ekspresif)
Pada afasia Broca atau afasia ekspresif atau motor aphasia, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicara, tetapi kesulitan dalam mengutarakannya. Afasia Broca biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
3. Afasia global
Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas pada otak. Penderita afasia global akan kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, serta memahami perkataan orang lain.
4. Afasia progresif primer
Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
Afasia anomik
GEJALA & TANDA APHASIA : Pasien afasia kemungkinan sulit untuk:
1. Fokus dengan apa yang dia katakan
2. Memberi atau mengikuti petunjuk
3. Mengartikan bahasa abstrak
4. Mempelajari informasi baru
5. Memproses informasi visual
6. Mengingat kenangan
7. Mengenali dan membuat pemecahan masalah
8. Tetap berada dalam satu topik dalam suatu percakapan
9. Menceritakan peristiwa secara berurutan
10. Memahami isyarat non-verbal
11. Menggunakaan ekspresi wajah yang tepat
12. Mengingat kata-kata tertentu
13. Membaca atau menulis dengan benar
14. Mengungkapkan kalimat yang lengkap, sebagian besar hanya memakai kata benda dan kata kerja
15. Memakai kata-kata yang tepat, pasien sering kali memakai kata-kata yang salah
16. Kesulitan memikirkan kata-kata yang ingin diucapkan
17. Kesalahan dalam mengucapkan sesuatu, tapi bisa jadi masih saling be
18. Terbalik dalam mengucapkan sesuatu, misalnya ‘kasih terima’ ketimbang ‘terima kasih’.
19. Menggunakan kata yang dibuat sendiri
20. Mengalami kesulitan dalam mengucapkan kalimat
21. Menggabungkan kata yang dibuat sendiri dengan kata lain dan membentuk sebuah kalimat yang bisa jadi terdegnar tidak masuk akal.
22. Kesulitan mengerti apa yang dikatakan orang lain, khususnya saat berbicara cepat atau seperti berkumur (tidak jelas). Juga, kesulitan memahami kalimat yang panjang dan kompleks
23. Kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain di lingkungan yang berisik atau di sekeliling orang banyak
24. Kesulitan memahami lelucon.
25. Membaca formulir, buku, atau layar komputer
26. Mengeja dan merangkai kata menjadi satu kalimat
27. Menggunakan angka atau mengerjakan matematika, seperti menentukan waktu, menghitung uang, atau sesederhana melakukan pertambahan dan pengurangan.
DIAGNOSA APHASIA
Dokter dapat mendiagnosis seseorang dengan aphasia setelah melakukan beberapa tes tertentu, seperti latihan sederhana untuk menyebutkan berbagai benda di dalam ruangan, mengulang kata dan kalimat, serta membaca dan menulis.Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan seseorang untuk:
1. Memahami pidato dasar dan tata bahasa
2. Mengungkapkan kata, frasa, dan kalimat untuk berkomunikasi secara sosial, misalnya mengadakan percakapan atau memahami lelucon
3. Membaca dan menulis huruf, kata, dan kalimat
4. Tes pencitraan seperti CT Scan atau MRI juga dapat menjadi opsi untuk menilai kerusakan otak.
Kasus afasia ringan kemungkinan dapat sembuh tanpa pengobatan. Namun, sebagian besar kasus memerlukan terapi wicara dan bahasa. Terapi ini sebaiknya dimulai segera agar hasilnya pun lebih baik. Saat menjalani rehabilitasi, pasien akan berlatih cara menulis dan membaca dengan lantang. Mereka juga akan belajar berkomunikasi dengan orang lain dan mengikuti petunjuk.Kerusakan otak akibat cedera kepala, tumor otak, atau ensefalitis juga dapat menyebabkan afasia. Pada kasus-kasus ini, biasanya afasia akan disertai dengan gangguan lain, seperti gangguan daya ingat dan gangguan kesadaran. Selain itu, afasia dapat terjadi akibat penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi sel-sel otak, misalnya demensia dan penyakit Parkinson. Pada kondisi ini, afasia akan berkembang secara bertahap seiring dengan perkembangan penyakit.
TERAPI APHASIA
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi paling efektif jika dimulai segera setelah mengalami cedera otak Bekerja dalam kelompok: dalam lingkungan kelompok, orang dengan afasia dapat mencoba keterampilan komunikasi mereka dengan lebih aman. Peserta dapat melatih percakapan, berbicara secara bergantian, serta mengklarifikasi kesalahpahaman dan memperbaiki percakapan yang benar-benar rusak Melatih penggunaan komputer: terapi berbantuan komputer dapat membantu untuk mempelajari kembali kata kerja dan bunyi kata (fonem).Demikian sekilas info tentang penyakit Aphasia yang perlu kita ketahu. Tetap sehwt jasmani dan rohaniah.
Patuhi protokol kesehatan dan lakukan vaksinasi.
RobertoNews1385 《1.4..22 (07.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan