CIANJUR, beritalima.com | Respon perusahaan berlabel Pemerintah melalui Kantor UP3 Cianjur terhadap pemberitaan beberapa media layak diapresiasi. Diwakili 3 orang pegawainya, perusahaan menemui awak media. Kedua belah pihak sepakat jika pertemuan tersebut hanya diskusi. Mengenai penolakan perekaman dijelaskan jika segala hal berhubungan dengan publikasi adalah wewenang Humas yang hanya ada di UID Jawa Barat dan Kantor Pusat.
Pada kesempatan itu dijelaskan jika peristiwa yang diberitakan sesuai fakta dan telah diselesaikan dengan konsumen. Perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengaku bermitra dengan beberapa media dan semua berita biasanya akan disesuaikan dengan draf.
Suasana agak sedikit memanas ketika awak media meminta kejelasan AS, sosok yang dituding menjadi pangkal permasalahan. Salah seorang perwakilan perusahaan membuat pernyataan cukup mengejutkan. Dia mengatakan tidak mungkin melakukan ghibah.
Ghibah itu sendiri adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim sedangkan dia tidak suka baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, akhlaknya, bentuk lahirnya, dan lainnya.
Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi turut serta mencerdaskan bangsa, menegakkan keadilan, memberantas kebatilan. Dalam melaksanakan tugasnya, Pers harus mengedepankan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar, sehingga konfirmasi dan klarifikasi merupakan hal penting.
Media informasi merupakan bagian fungsi Pers dari dimensi idealisme. Informasi yang disajikan merupakan berita-berita hasil seleksi dari berbagai sumber yang masuk ke meja redaksi sehingga mengemban fungsi positif bagi kemajuan masyarakat dan bertanggung jawab menyebarluaskan informasi tersebut. Pers juga memiliki fungsi sebagai media pendidikan, entertainment, kontrol sosial dan lembaga ekonomi.
Pers menjadikan berita sebagai komoditas untuk menarik pangsa pasar agar mendatangkan keuntungan materi sebagai tujuan akhir, maka konsekuensinya, harus menyajikan infomasi menarik dan disenangi pembaca.
Pernyataan ghibah yang dilontarkan pada saat diskusi tersebut menurut Ade Sarkosih, aktivis dari Kota penghasil Tauco, terkesan melecehkan profesi Wartawan. “Ini tidak bisa dianggap main-main”, ujarnya. (Pathuroni Alprian)