JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV membidangi pangan dan kehutanan DPR Dapil IV Provinsi Jawa Barat, drh Slamet mengapresiasi kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dipimpin politisi senior partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Eddy Prabowo.
Meski anggaran 2019 untuk kementerian hanya Rp 6,3 triliun (paling kecil diantara kementerian lain yang menjadi mintra Komisi IV DPR RI) dan adanya musibah Pandemic Covid-19 tetapi masih mampu menunjukkan performa meyakinkan.
Dijelaskan politisi anggpta Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, hal itu terlihat seperti nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai 1,24 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 9,82 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Demikian pula dengan volume ekspor Januari–Maret 2020 mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96 persen dibandingkan periode yang sama 2019. “Padahal serapan anggaran KKP kala itu sangat baik, di atas 85 persen,” kata Slamet kepada awak Beritalima.com akhir pekan ini.
Kendati demikian, sambung dokter tamatan Universitas Udayana Denpasar (Udayana) tersebut, ada beberapa catatan yang dia berikan kepada Kementerian ini. Ada hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan hasil survei itu, penggunaan tenaga kerja sektor perikanan sampai dengan kuartal pertama 2020 terjadi penurunan paling tajam dibanding sub sektor lainnya seperti peternakan, tanamanan pangan dan kehuatanan berdasarkan nilai persentasi Saldo Bersih Setimbang (SBT),” jelas Slamet.
Juga dipaparkan, nilai kapasitas produksi terpakai pada sektor perikanan mengalami penurunan dari 72,34 persen pada kuartal II 2019, menjadi 71, 28 persen pada kuartal I 2020. Hal itu menunjukkan terjadi turbulensi permintaan dan pasokan komoditas perikanan.
Survei menunjukan, harga jual komoditas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan juga tiba-tiba mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari 0,37 persen pada kuartal ketiga 2019 menjadi hanya -0,04 persen pada kuartal 1 tahun 2020.
“Berdasarkan survei itu, performa kegiatan usaha perikanan mengalami pelambatan pertumbuhan, sehingga cukup berimbas kepada penurunan tenaga kerja di sektor ini yang cukup parah. Bahkan, pada kuartal I tahun 2020, penurunan tenaga kerja sektor perikanan adalah yang paling rendah dibanding sub sektor pertanian yang lain,” papar Slamet.
Karena itu, kata Slamet, KKP perlu mengarahkan penggunaan anggaran kepada kegiatan yang dapat mem-boosting produksi nelayan, seperti sarana dan prasarana penangkapan ikan, pembudidayaan dan petambak garam. “KKP harus mulai fokus pada peningkatan kualitas penanganan pasca panen produk-produk perikanan yang dapat mendorong meningkatnya daya saing. KKP harus menjamin sistem logistik perikanan dapat berjalan dengan baik agar menjaga distribusi produksi perikanan di semua daerah,” demikian drh Slamet. (akhir)