Jakarta | beritalima.com – Jelang Hari Ritel Nasional (HRN) 11 November 2021 nanti, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengadakan lomba penulisan bagi wartawan/wartawati dengan mengambil tema Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit. Maksud dan tujuan APRINDO mengadakan lomba penulisan bagi kaum jurnalis adalah ingin mensosialisasikan eksistensi usaha ritel nasional sebagai upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan Hari Ritel
Nasional. Dan memberi ruang bagi para Jurnalis untuk mengembangkan kreatifitas dan kualitas pemberitaan dalam bidang ekonomi secara umum dan khususnya dalam bidang
usaha ritel.
Dari pantauan beritalima dalam suasana pandemi baik di daerah maupun di kota besar ini, melihat situasi dan kondisinya masih belum stabil, penjualan barang dan jasa pun masih dibatasi termasuk usaha – usaha ritel dari pengusaha ritel sampai pedagang kelontong yang telah diberi kelonggaran oleh pemerintah. Namun yang menarik disimak oleh beritalima.com ketika memperhatikan toko ritel dan swalayan di Kabupaten Jombang, bernama Bravo tidak pernah sepi baik masa PSBB, pelonggaran PPKM, maupun malam jum’at dibanding swalayan lainnya tidak seramai seperti yang ada di swalayan Bravo.
Sayangnya hingga saat ini, pihak manajemen swalayan Bravo tidak bisa dimintai tanggapan mengenai usaha ritel dalam situasi pandemi untuk diketahui bagaimana perkembangan ke depan. Juga ingin menanyakan kepada pihak manajemen swalayan Bravo mengenai Hari Ritel Nasional sebagai momentum membangkitkan keterpurukan ekonomi dan inta tanggapan mengenai peranan Aprindo dalam dunia ritel Indonesia.
“Kondisi saat ini masih belum stabil jauh dibanding sebelum terjadi pandemik Covid-19, penjualan masih dibatasi hingga pukul 21.00 wib dan omzet pendapatanya turun hingga 80%,” kata Agus Indra Jaya salah satu karyawan Indomart, saat diminta tanggapan mengenai usaha ritel di masa pandemik, Senin, (1/11/2021).
Masih dalam pantauan beritalima.com, bahwa swalayan yang ada di Kabupaten Jombang terlihat relatif ada yang sama – sama ramai dikunjungi pelanggan bahkan ada juga pengunjungnya yang datang ke tempat ritel swalayan bisa dihitung dengan jari. Namun yang ramai dikunjungi pelanggan itu, berdasarkan informasi yang diterima bahwa salah satu swalayan yang ramai dikunjungi itu bisa untuk perkulakan juga dan bisa dijual kembali di rumah.
Namun salah satu warga Jombang yang tahu dan bisa membedakan pedagang ritel dan pedagang kelontong, masih lebih suka belanja dan perkulakan di agen kelontong yang alasannya bila terus belanja di perusahaan ritel merasa iba juga dengan pedagang kelontong bila tidak ada pembelinya.
“Saya lebih suka belanja dan kulak di pedagang kelontong, masa belanja sedikit aja harus ke ritel swalayan kasihan juga pedagang yang deket rumah tidak ada yang belanja,” tandas salah satu warga Jombang yang berhasil diminta keterangannya.
Reporter : Dedy Mulyadi