JAKARTA, beritalima.com|Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Arief Budiman mengaku belum bisa mengambil kesimpulan mengenai dugaan kecurangan yang terjadi dalam pemilihan umum (pemilu)serentak di Selangor Malaysia.
Dalam video yang beredar disebutkan, puluhan ribu surat suara sudah tercoblos, yakni untuk pasangan capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan caleg Partai Nasdem.
Kepada awak media, Arief mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim ke Johor. Setelah kejadian, Arief mengutus dua komisioner KPU dan melaporkan hasilnya.
Beberapa waktu lagi sudah berangkat lagi satu komisioner. “Memang repot mengambil kesimpulan rinci. Karena, KPU tidak bisa mengakses lokasi tempat keberadaan barang-barang itu karena sudah di Police Line,” kata Arief, usai Apel Siaga Persiapan Penyelenggaraan Pemilu 2019, di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (14/4).
Dengan kondisi seperti itu, kata dia, susah buat KPU Pusat memastikan apakah surat suara itu benardari KPU. Juga susah dicari kebenarannya, apakah jumlahnya sesuai dengan yang ada di video beredar tersebut.
Soalnya, informasi yang disampaikan tim dari sana, ketika ditanya berapa jumlahnya, ya tidak ada yang bisa memastikan. Padahal, itu perkiraan saja. “Mestinya, kita punya informasi yang jelas. Itu barang produksinya siapa,” kata dia.
Arief mengaku tidak tahu pasti, kenapa tidak diizinkan. Walau pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polri dan Kepolisian Diraja Malaysia. Padahal, lanjut dia, untuk memastikan persoalan itu, pihaknya harus diberi akses masuk ke surat suara yang diduga sudah tercoblos itu.
“Kalau toh tidak diizinkan, saya berharap proses pemeriksaannya itu bisa cepat. Sehingga, KPU segera bisa mengambil kesimpulan ini harus diapakan,” demikian Arief Budiman. [Akhir]