Arief Soegiharto : Pemenang LKS Diumumkan Saat Upacara Nanti

  • Whatsapp

Jombang | beritalima.com – SMK Dwija Bhakti 1 Jombang bersama tiga SMK swasta lainnya di Kabupaten Jombang mengambil kurikulum merdeka. Kendati masih mengacu pada kurikulum prototipe tapi masih direncanakan belum ditetapkan. Begitu juga pemenang UKK LKS belum diumumkan rencanya saar upacara diumumkan.

Namun diterangkan Kepala SMK DB 1 Jombang, Drs. Arief Soegiharto, MM para gurunya tidak mendaftarkan sebagai guru penggerak padahal setelah menjadi guru penggerak dapat menjadi kepala sekolah. Dibanding sebelumnya memilih kepala sekolah harus melalui jalur CKS atau calon kepala sekolah. Sekarang ini harus melalui jalur guru penggerak.

“Rata – rata kepala sekolah yang lama, perekrutannya masih melalui jalur CKS. Kalau perekrutan kepala sekolah baru itu dari program sekolah penggerak.
Tapi aturan pemerintah senantiasa dinamis yakni gonta ganti. ganti ganti terus, disempurnakan disempurnakan,” tandas Arief Soegiharto kepada beritalima.com di ruang kerjanya, Rabu (7/4/2022).

Lanjut Arief, tidak pro aktifnya para guru SMK DB 1 tidak mendaftarkan sebagai guru penggerak menurutnya hematnya karena ada kendala yang membuat tidak berminatnya mendaftarkan diri sebagai guru penggerak.

Konsep merdeka belajar terang Arief, dilombakan dalam bentuk ujian dan memilih juara per kompetensi keahlian. Sehingga diketahui juaranya baik dari jurusan mesin, listrik, bangunan, dan TKJ.

“Yang konsep kurikulum merdeka sudah berjalan tapi tidak bersamaan seperti yang TKJ sudah selesai, listrik sudah selesai. Karena nanti ada ujian lagi, TKJ yang nguji dari telkom. Ada lagi ujian kedua,” imbuhnya.

Lebih jauh diungkapkan Arief Soegiarto, bahwa kurikulum merdeka untuk sekolah kejuruan sebetulnya satuan pendidikan yang diberi kewenangan mengembangkan kurikulumnya bekerjasama dengan industri.

“Itu kalau SMK, seperti kami dengan Telkom, dengan pembangunan pembangkitan listrik Jawa – Bali, kurikulumnya disusun bersama hanya saja tidak semua sekolah bisa melaksanakan itu,” terangnya.

Yang menjadi tantangan bagi sekolah SMK swasta adalah manakala finansialnya tidak kuat dan jumlah muridnya sedikit menurutnya sulit untuk melaksanakan kerjasama dengam industri. Belum lagi SDM guru dan tenaga kependidikan (GTK) diperhitungkan juga untuk kerjasama.

“Kerjasama itu dimulai dari guru magang, kalau sudah magang siswanya PKL disitu. Kalau industrinya tertarik baru mau diajak kerjasama sebaliknya kalau tidak tertarik tidak mau kerjasama. Tidak semua industri mau diajak kerjasama,” jelasnya.

Tandasnya, tidak ada penunjukkan industri untuk magang siswa SMK melainkan diberi kebebasan untuk memilih industri agar siswanya bisa magang. Namun tergantung perusahaannya tapi kalau perusahaannya simpati pada satu sekolah lantaran gurunya magang dan siswanya PKL disitu. Perusahaan baru bisa kerjasama.

“Wes aku kerjasama sama sampean ae. Jadi semuanya itu tergantung industri simpati atau tidak,” jelasnya.

Ditambahkan Kepala SMK DB1, belum lama ini sebanyak 474 siswa kelas IX SMK Dwija Bhakti mengikuti UKK Lomba Keterampilan Siswa (LKS). LKS bekerjasama dengan PT. Telkom dan Pembangunan Pembangkitan Listrik Jawa – Bali. Juara I, II, dan III diambil dari masing – masing jurusan.

“Pemenangnya belum diumumkan karena tergantung asesornya, nanti kalau upacara diumumkan,” pungkas Arief Soegiarto.

Reporter : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait