SURABAYA – beritalima.com, Soetiadji Yudho, Paul Stephen dan Subandi menghadirkan saksi Ahli meringankan pada Kasus ambrolnya water slide di Kenpark yang menyebabkan 17 orang penggunjungnya terluka.
Ahli yang dihadirkan adalah Taufik A Wunu, ketua Asosiasi Rekreasi Keluarga Indonesia (ARKI).
Dalam sidang Taufik meyakini kalau ambrolnya seluncuran di Kenpark disebabkan Human Error meski Kenpark terakhir melakukan perawatan waterslidenya secara periodik di tahun 2019.
“Haqqul yaqin human error. Pertama akibat prilaku pengunjung yang tidak disiplin, mereka euforia setelah Kenpark ditutup 2 tahun karena PPKM. Kedua akibat prilaku petugas pengawas yang masih baru sehingga tidak siap bahkan takut melakukan pelarangan terhadap pengunjung,” katanya di ruang sidang Candra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Senin (27/02/2023).
Masih Dengan keyakinan Human Error, Taufiq juga mengatakan bahwa waterslide yang ada di Kenpark, dibuat oleh Perusahaan berkualitas Whiter Water Canada tahun 2000. Pemakaianya sudah disesuaikan dengan iklim setempat.
“Kenapa patah, karena over Kapasitas. Sekuat apapun suatu barang, jembaran misalnya, kalau ditumpuki dengan truk yang bertonase besar dan berhenti menumpuk disatu sisi pasti runtuh,” sambungnya.
Ditanya Jaksa apakah waterslide di Kenpark bersertifikasi ? Ahli menjawab semua waterslide di Surabaya tidak ada yang bersertifikasi.
Sementara ahli struktur bangunan dari ITS Ir Muji Setiawan menjelaskan, setelah dilakukan pemetaan, pihaknya mengetahui yang ambruk hanyalah fiber waterslidenya saja, sementara konstruksi penyanggannya dalam kondisi baik-baik saja.
“Disebabkan fiber kurang ketebalannya juga adanya tekanan yang berlebihan. Kalau dipetahkan itu menjadi Salah satu titik lemahnya. Tebal fisiknya cuma 5,7, untuk beban 5 sampai 10 orang masih bisa,” jelasnya.
Ahli juga memastikan bahwa proses ambrolnya waterslide, dimulai dari retak rambut dulu, kemudian hingga retak lebar.
“Prosesnya dimulai seperti Itu,” tegasnya.
Terkait ketebalan fiber, ahli tidak menjamin jika kekuatan sebuah fiberglas hanya didasarkan pada ketebalan fiber saja. Namin didasarkan pula pada campuran fibernya.
“Kalau materialnya sama dan tebel pasti kuat. Tapi kalau materialnya berbeda tidak kuat. Tebal tipis tergantung material fibernya. Durasi waktu orang yang berhenti di satu segmen juga berpengaruh,” ungkapnya.
Diketahui, perosotan di Kenjeran Park (Kenpark) jebol dan menyebabkan 17 pengunjungnya terluka pada Sabtu 7 Mei 2022. Buntut dari tragedi tersebut, polisi menetapkan Soetiadji Yudho, Paul Stephen dan Subandi sebagai tersangka dengan Pasal 360 ayat (1) KUHP dan Pasal 62 jo Pasal 8 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. (Han)