Atasi Kelangkaan Pupuk, PPL Bersama Poktan Banyuwulu Bondowoso Buat Pupuk Organik

  • Whatsapp
Kelompok tani Banyusari didampingi PPL Banyuwulu saat pembuatan pupuk organik. (Rois/beritalima.com)

BONDOWOSO, beritalima.com – Dalam upaya untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan, petani, Penyuluh Pertanian dan 3 Pilar di Desa Banyuwulu Kecamatan Wringin semakin mengarah pada penggunaan pupuk organik sebagai alternatif yang menjanjikan, terlebih lagi pada tahun 2024 ini alokasi pupuk bersubsidi semakin berkurang.

Penyuluh Pertanian Desa Banyuwulu Yudi Arif Priyono mengatakan Penggunaan pupuk organik sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, oleh karena itu kami bersama kelompok tani, dan 3 pilar di desa melakukan pembuatan pupuk organik padat pada tiap-tiap Kelompok Tani, hari dimulai dari Kelompok Tani Banyusari III yang di ketuai oleh M. Holik, untuk selanjutnya akan bergiliran di tiap-tiap Kelompok Tani, dan harapannya akan ditularkan pada anggota Kelompok Tani.

Bacaan Lainnya

“Untuk saat ini masih dalam skala kecil karena kegiatan ini hanya dibiayai dari Biaya Operasional Penyuluh saja, selanjutnya kami berharap akan ada bantuan dari desa untuk pembuatan pupuk organik dalam skala yang lebih beras,” ungkapnya.

PJ Kepala Desa Banyuwulu, Rudi Hartono membenarkan Langkah yang diambil oleh Penyuluh Pertanian di Desa Banyuwulu Kecamatan Wringin, selain untuk mengantisipasi kekurangan pupuk bersubsidi pada tahun 2024, pembuatan pupuk organik padat ini sangat bermanfaat untuk mengembalikan bahan organik dalam tanah.

“Saya dulu juga Ketua Kelompok Tani, jadi sedikit banyak paham kalau bahan organik pada tanah sangat kurang, itu semua saya dapatkan ilmunya ya dari pak PPL, dan satu lagi untuk bantuan dana pembuatan pupuk organik kalau memungkinkan akan dianggarkan, tentunya sesuai dengan regulasi yang ada,” tuturnya.

Sementara itu Babinsa Desa Banyuwulu Sertu irwan wahyudi yang juga hadir pada pembuatan pupuk organik tersebut mengapresiasi apa yang dilakukan PPL, Kelompok Tani dan 3 Pilar di Desa, semua itu dilakukan hanya semata-mata agar Masyarakat petani tidak merasa kekurangan pupuk meski sudah dikurangi alokasinya.

“saya berharap hal ini juga tertular di desa-desa se Kecamatan Wringin, agar membawa dampak positif kedepannya, baik dampak positif pada tanahnya terlebih lagi pada manusianya”. pungkasnya. (*/Rois)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait