Atasi UKT Mahal, Pendidikan Jarak Jauh Lewat Online Menjadi Alternatif

  • Whatsapp
Foto : Istimewa| Atasi UKT Mahal, Pendidikan Jarak Jauh Lewat Online Menjadi Alternatif

Jakarta, beritalimacom| Pendidikan jarak jauh melalui online mungkin bisa menjadi strategi alternatif, untuk mengatasi masalah mahalnya (uang kuliah tunggal). Hal itu diungkapkan Prof. Widodo, Rektor Universitas Brawijaya Malang, saat webinar bersama Perkumpulan Penulis Satupena di Jakarta (30/5).

Dalam diskusi bertema UKT dan Nasib Pendidikan Kita itu, Widodo menyatakan, idealnya memang pemerintah menyediakan anggaran pendidikan tinggi yang cukup.

Bacaan Lainnya

“Kenapa ada negara-negara yang hampir nol uang kuliahnya? Ya, karena ada kemauan politik dari pemerintah, sehingga ia juga mau membelanjakan uang yang banyak untuk pendidikannya, maka pendidikan jadi sangat murah untuk penduduknya,” tutur Widodo.

Nah, kalau hal itu sulit, alternatifnya adalah bagaimana perguruan tinggi ditantang dapat menyediakan pendidikan murah. “Seperti, dengan pendidikan jarak jauh, lewat online,” lanjutnya. Widodo menginformasikan, hal ini sebenarnya sudah dimulai, bahkan di negara maju, dengan pendidikan online, cost-nya menjadi murah. Bagi masyarakat pun, itu juga dirasakan murah.

Kalau pendidikan yang biasa, masyarakat dari kota dan desa lain harus datang ke kampus. “Ketika datang ke kampus, dia harus indekos, bayar makan, biaya transportasi, ‘kan itu bebannya berat bagi keluarga,” jelas Widodo.

“Tetapi kalau pendidikan bisa dibikin online, masyarakat tak harus indekos atau keluar banyak biaya. Ini sesuatu yang harus dipikirkan. Pemerintah bisa memilih strategi ini dengan mempermudah pendidikan jarak jauh. Tentu, infrastruktur pendidikannya juga harus dipikirkan. Seperti, akses internetnya harus lebih mudah,” jelas Widodoa.

Yang dikuatirkan Widodo, kalau pendidikan masyarakatnya tidak tinggi, maka inovasinya akan kurang. Kalau inovasinya kurang, maka sumberdaya alam kita akan dikelola oleh orang-orang lain. Kita punya banyak tambang, tetapi bukan kita yang mengelola, begitulah kira-kira.

Sehingga, bonus demografi ini bisa menjadi hal yang positif, tetapi juga bisa menjadi hal yang menakutkan. Jika kita tak bisa memenuhi kebutuhan dasar di segi pendidikan, kesehatan, dan sebagainya, maka hal ini kurang bagus untuk kemandirian bangsa kita.

Jurnalis: Rendy Fitria

Editor.   : Abriyanto 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait