Awal Puasa Berbeda, Ini Harapan Ketua MUI

  • Whatsapp

Jakarta – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin mengatakan umat Islam sudah seharusnya saling menghargai meski nantinya ada perbedaan dalam melaksanakan awal dan akhir puasa Ramadhan 1437 Hijriah/2016 Masehi.

Sikap saling menghargai itu penting karena perbedaan penentuan waktu puasa akan terus terjadi lantaran beberapa organisasi kemasyarakatan Islam memiliki kriterianya masing-masing untuk menentukan waktu puasa, kata Maruf di acara Seminar Nasional Penyusunan Panduan Ukhuwah Islamiyah di Jakarta, Senin.

Dia mengharapkan umat Islam agar menjadikan sidang isbat yang digelar oleh pemerintah sebagai salah satu rujukan untuk menentukan waktu puasa.

Maruf juga berharap agar puasa tahun ini dimulai dan diakhiri secara bersama-sama atau serentak. Jika nantinya terjadi perbedaan dalam menentukan awal puasa Ramadhan maka tidak perlu dibesar-besarkan.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin memperkirakan awal puasa tahun ini akan serentak baik dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan pemerintah.

Alasannya, posisi hilal atau bulan pada 5 Juni 2016 berada di atas ufuk sehingga posisi itu memenuhi kriteria terlihatnya bulan sebagai penanda awal Ramadhan.

Menurut dia, ketiggian hilal akan berada di atas dua derajat pada 5 Juni atau sesuai dengan kriteria terlihatnya bulan versi NU. Sementara Muhammadiyah memiliki kriteria bulan dianggap sebagai penentu awal Ramadhan jika sudah ada di nol derajat atau tidak perlu menunggu di posisi dua derajat.

Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa Ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 6 Juni 2016.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *