Awarding SSC 2022 Munculkan Beragam Kampung Tematik di Kota Pahlawan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Puncak perhelatan Surabaya Smart City (SSC) Tahun 2022 resmi ditutup pada Selasa (19/12/2022) malam. Ratusan warga dari 75 RW terbaik pemenang SSC 2022, tampak hadir memadati halaman Balai Kota Surabaya. Mereka hadir dengan beragam busana unik dan menarik sembari membawa poster hingga banner untuk menunjukkan identitas kampungnya masing-masing.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani juga hadir secara langsung dalam puncak perhelatan awarding SSC Tahun 2022. Hadir pula, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya serta para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Wali Kota Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh RW yang telah berpartisipasi mengikuti SSC tahun 2022. Menurut dia, program SSC tak sekadar perlombaan, melainkan bagaimana keberlanjutan terhadap ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan dari kampung itu sendiri.

“Saya selalu katakan (Surabaya) Smart City ini adalah sustainable (berkelanjutan). Maka nanti yang juara satu, dua, tiga, dan sebelum-sebelumnya yang ikut Proklim (Program Kampung Iklim), akan kita lombakan lagi,” kata Wali Kota Eri Cahyadi ditemui usai acara.

Dengan demikian, pada tahun 2023 mendatang, Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, bahwa perhelatan SSC akan terbagi ke dalam dua kategori. Yakni, program Surabaya Smart City seperti sebelumnya, serta kompetisi bagi para RW yang telah berhasil meraih juara 1, 2 dan 3.

“Jadi tahun depan ada dua, yang semula dan yang juara-juara. Dan yang juara-juara itu akan lebih kita nilai lagi dan nilainya bukan seperti sekarang. Tapi penilaian itu tidak ada gizi buruk yang RW-nya tidak tahu, tidak ada stunting yang RW-nya tidak tahu, tidak ada putus sekolah yang RW-nya tidak tahu,” terangnya.

Tak hanya itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga menyebutkan, bahwa indikator penilaian program SSC Tahun 2023 bagi RW pemenang, nantinya juga berkaitan dengan pergerakan ekonomi kerakyatan di kampung. Misalnya, warga dalam satu RW itu apakah bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan dengan membeli kebutuhan pokok di toko kelontong setempat.

“Dalam satu RW itu ketika dia menggerakkan ekonomi, maka ada toko kelontong yang satu RW belinya di sana untuk membantu yang lemah. Itu yang akan kita nilai,” terang Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengakui, pada tahun 2022 ini, program SSC baru terasa dibanding dengan sebelum-sebelumnya. Sebab, sejak dicanangkannya pada tahun 2018 silam, SSC masih identik dengan program Surabaya Green and Clean atau kebersihan lingkungan.

“Karena dengan SSC ini, dengan Proklim yang diberikan, maka setiap RW guyubnya kelihatan, saling membantunya kelihatan, ini yang saya harapkan. Karena pada waktu pertama kali Surabaya Smart City saya canangkan tahun 2018 itu belum kelihatan, karena masih identik dengan green and clean, lingkungannya saja,” kata Cak Eri.

Cak Eri bersyukur, pada tahun 2022 ini program SSC mulai terlihat. Salah satunya adalah masyarakat terlihat lebih guyub dan rukun serta gotong-royong di masing-masing kampung. Oleh sebabnya, program SSC pada tahun 2023 mendatang akan dibuatnya lebih berbeda dari sebelumnya.

“Sehingga kalau itu terbaik semuanya, berarti RW itu menjadi terbaik semuanya. Dia bisa menstimulan bagaimana kegiatan di sana. Dia bisa menjaga RW dari gizi buruk, bagaimana dia bergerak dalam satu kampungnya untuk menjaga ekonomi. Ini yang akan kita nilai, akan menjadi berbeda lagi di tahun 2023 nanti,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro dalam laporannya menjelaskan tujuh kriteria penilaian bagi pemenang SSC tahun 2022. Yakni, pengelolaan lingkungan 30 persen, pertumbuhan ekonomi kerakyatan 20 persen dan kesehatan lingkungan 10 persen.

“Kemudian, pekarangan pangan lestari (P2L) 10 persen, potensi kampung wisata 10 persen, partisipasi warga 10 persen dan terakhir keberlanjutan. Jadi, ada tujuh kriteria penilaian Surabaya Smart City tahun 2022,” kata Agus Hebi.

Agus Hebi juga menjabarkan, bahwa pada tahun 2022, awalnya SSC diikuti sebanyak 1020 RW di 31 kecamatan Surabaya. Dari jumlah tersebut, kemudian dilakukan seleksi menjadi 789 peserta. Sebanyak 789 peserta yang lolos seleksi kemudian dilakukan verifikasi menjadi 500 RW. “Kemudian dari 500 RW itu diseleksi lagi menjadi 150 RW. Nah, dari 150 RW tersebut kemudian ditetapkan 75 besar RW pemenang lomba Surabaya Smart City tahun 2022,” jelasnya.

Hebi mengungkapkan, banyak kampung tematik yang mulai bermunculan dalam SSC tahun 2022. Misalnya di wilayah Surabaya pusat terdapat Kampung Lawas Maspati. Kemudian, Surabaya Selatan ada Kampung Laboratorium Pengelolaan Lingkungan di Pagesangan. Selanjutnya di Surabaya Utara, ada Kampung Green House. Lalu, di Surabaya Barat ada Kampung Sinden. Sedangkan di Surabaya Timur, terdapat Kampung Bunga Telang.

“Masih banyak lagi unggulan-unggulan dan inovasi lainnya yang dimiliki RW-RW pemenang di wilayah masing-masing. Kami harapkan kepada para pemenang bahwa menjadi pemenang bukan akhir perjalanan lomba SSC ini. Karena salah satu kriteria penilaian SSC tahun ini yaitu keberlanjutan,” terang mantan Kepala Bagian Perekonomian Kota Surabaya ini.

Oleh sebabnya, Hebi berharap kepada 75 pemenang SSC tahun 2022 ini agar ke depan dapat lebih melakukan pengurangan sampah sebagai goal tujuan utama dari program tersebut. Juga, diharapkannya dapat menerapkan zero waste di masing-masing kampung.

“Sehingga sampah yang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo, menjadi berkurang. Kemudian juga meningkatkan pemberdayaan warga melalui UMKM, sehingga bisa menekan jumlah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) mencapai nol,” pungkasnya.

Sebagai diketahui, bahwa SSC pada tahun 2022 untuk Juara 1 berhasil diraih RW 12, Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng. Kemudian untuk Juara 2, diraih RW 4 Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan. Sedangkan Juara 3, diraih RW 4 Kelurahan Lakarsantri, Kecamatan Lakarsantri Kota Surabaya.

Sementara ke-72 RW lainnya, merupakan pemenang yang terbagi dalam empat kategori kampung terbaik. Yakni, kategori Kesehatan Lingkungan dan Pekarangan Pangan Lestari. Lalu, kategori Partisipasi Masyarakat dan Keberlanjutan. Kemudian, kategori Pengelolaan Lingkungan serta terakhir adalah kategori Wisata dan Ekonomi Kerakyatan. (*)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait