Bahayakah Kanker Kolorektal Itu ?

  • Whatsapp

Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Tetangga sebelah Pak Zainal Abidin, kami yang setiap minggu kami berjalan bersama beliau, tiba mendengar dia menderita Kanker Kolorektal karena badan bertambah kurus nafsu makan berkurang sering Perut kembung dan buang air, kadang dicelana ada percak darah merah sekarang sudah berobat ke dokter Gastrointestinal dan ahli kemoterapi, Begitu ketemu teman lama Pak Amat yang hampir 5 tahun tak jumpa, badan kurus krempeng yang semula gemuk tinggi besar diperut dibuat lobang pembuang faeces disebelah kanan bawah karena sakit Kanker Kolorektal dan dilakukan operasi pembuangan,kalau mau BAB tak bisa lewat anus bawah tapi harus lewat lobang diperut kanan bawah karena dulu perut suka kembung dan gampang Diare,perut kram terus,berak berdarah. Untuk itu saya ajak anda turut berdiskusi bahayakah Kanker Kolorektal? Mari kita bahas…….

PREVALENSI KANKER KOLOREKTUM
Menurut data Globocan per tahun 2020, kanker kolorektal menempati posisi 4 sebagai jenis kasus kanker baru yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Kanker ini cenderung lebih berisiko diidap oleh pria dan berada di urutan kedua persis di bawah kanker paru-paru.
Kanker kolorektal termasuk kanker rektum dan kanker usus besar. Menurut histologi, kanker kolorektal dapat dibagi menjadi adenokarsinoma (sebanyak 98% dari kanker kolorektal), adenokarsinoma lendir, karsinoma sel skuamosa, karsinoma adenoskuamosa, karsinoma meduler, karsinoma tidak berdiferensiasi, dll.; Karsinoma), tipe invasif (kanker keras) , tipe ulkus.

APA ITU KANKER KOLOREKTAL
Kanker kolon terjadi ketika sel abnormal tumbuh di bagian akhir dari saluran pencernaan. Adapun fakta dari gangguan ini, yakni ditandai dengan perubahan buang air besar dan disebabkan oleh perubahan mutasi DNA.

Kanker kolon (usus besar) adalah Tumbuhnya sel kanker yang ganas didalam permukaan usus besar atau rektum.Kanker kolorektal disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dalam atau rektum Kebanyakan kanker kolorektal berawal sebagai polip kolorektal, baik berupa polip usus ataupun polip anus.
Kanker usus besar atau dubur, berada di ujung saluran pencernaan bawah.Kasus awal dapat dimulai sebagai polip bukan nonkanker. Kondisi ini sering tidak memiliki gejala tetapi dapat dideteksi dengan pemindaian. Oleh sebab itu, dokter menyarankan pemindaian untuk orang yang berisiko tinggi atau di atas usia 50 tahun.Gejala awal,kanker ada dimulai dari:
1. Polip adenoma, merupakan tumor jinak yang dimulai dari jaringan epitel. Polip ini berpotensi menjadi sel kanker sehingga dapat disebut sebagai kondisi prakanker.
2. Polip hiperplastik, merupakan polip yang cukup umum terbentuk dan memiliki kemungkinan kecil untuk berubah menjadi kanker lebih kecil.

FAKTA KANKER KOLOREKTUM
1. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar
2. Perubahan Mutasi pada DNA
3. Syndroma Bawaan dalam Keluarga
4. Makanan tertentu
5. Pola Hidup Sehat yang tak sehat

STADIUM KANKER KOLOREKTUM
1. Stadium 0. Kanker terdapat pada lapisan terdalam dinding kolon.
2. Stadium 1. Kanker sudah menembus lapisan kedua (mukosa) dan menyebar ke lapisan ketiga (submukosa), tetapi belum menyebar ke luar dinding kolon.
3. Stadium 2. Kanker menyebar ke luar dinding kolon, dan mungkin sudah menyebar ke organ terdekat, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Stadium 3. Kanker sudah menyebar ke luar dinding kolon serta ke satu atau lebih kelenjar getah bening.
5. Stadium 4. Kanker sudah menembus dinding kolon, dan menyebar ke organ yang relatif jauh dari usus besar, seperti hati atau paru-paru.

FAKTOR RESIKO
1. Berak berdarah
2. Usia lebih dari 50 tahun
3. Pernah terkena kanker sebelumnya.
4. Riwayat polip rektal atau polip kolon
5. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
6. Memiliki riwayat kanker kolorektal dalam keluarga.
7. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat
8. Memiliki tukak lambung atau penyakit Crohn (peradangan kolon).
9. Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
10. Gaya hidup tidak sehat (terkait pola makan, olahraga, dan kebiasaan merokok
11. Genetik, seperti sindrom Lynch dapat meningkatkan risiko terhadap kanker kolorektal.
12. Terpapar radiasi, termasuk sinar-X dari radioterapi pada bagian perut yang dapat memicu mutasi gen.

GEJALA KANKER KOLOREKTUM
1. Merasa letih setiap saat.
2. Merasa mual atau muntah-muntah.
3. Merasa perut kembung atau terlalu kenyang.
4. Berat badan menyusut tanpa ada alasan jelas.
5. Merasa bahwa BAB belum tuntas sepenuhnya.
6. Perut kram atau sering mengalami sakit saat buang gas.
7. Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau konstipasi).
8. Terdapat bercak darah (baik merah menyala atau sangat pekat) dalam feses.

PENYEBAB KANKER KOLOREKTAL:
Pertumbuhan sel abnormal yang berkembang menjadi kanker. Namun, alasan yang memicu keabnormalan tersebut belum diketahui dengan pasti. Para ahli menduga bahwa penyebab kanker kolon dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan.

Diagnosis Kanker Kolorektal
1. Pemeriksaan tinja
tinja yang meliputi tes darah skrining dilakukan tiap 1–3 tahun sekali.
2. Sigmoidoskopi
Masukkan selang tipis berkamera (sigmoidoskop) dari anus ke bagian bawah kolon. Tes ini dilakukan tiap 5–10 tahun sekali, disertai tes darah samar setiap tahun.
3. Kolonoskopi
Prosedur kolonoskopi hampir sama seperti sigmoidoskopi. Bedanya, selang yang digunakan pada kolonoskopi memiliki ukuran lebih panjang. Prosedur ini disarankan untuk dilakukan tiap 10 taPemeriksaanhun sekali.
4. Kolonoskopi virtual (CT colonography)
Kolonoskopi virtual dilakukan dengan menggunakan mesin CT scan. Tes ini menampilkan gambar usus besar secara keseluruhan untuk dianalisis. Kolonoskopi virtual disarankan untuk dilakukan tiap 5 tahun sekali.
Pada pasien yang menunjukkan gejala kanker kolorektal, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan berikut:
1. Kolonoskop
2. Pemeriksaan tumor pada jaringan yang dibiopsi
3. Tes darah
Tes darah CEA
4. Pemindaian
dengan USG, CT scan, PET scan, atau MRI, untuk melihat lokasi dan ukuran sel kanker

KOMPLIKASI KOLOREKTAL
1. Obstruksi,
2. Perdarahan saluran cerna bagian bawah
3. Perforasi kolon.
Komplikasi juga dapat diakibatkan setelah tindakan operasi, seperti infeksi, risiko kebocoran anastomosis, perdarahan, tromboemboli, dan komplikasi pascaradiasi ataupun kemoterapi.

MAKANAN PEMICU KANKER KOLOREKTUM
1. Daging merah
2. Lemak hewan
3. Makanan berlemak
4. Butir padi yang utuh
4. Cairan yang cukup terutama air
5. Daging dan ikan goreng atau panggang
6. Karbohidrat yang disaring (seperti: sari yang disaring)
7. Makanan yang harus dikonsumsi : Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli, brussels sprouts )

PENCEGAHAN
1. Hidup rileks dan kurangi stress
2. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
3. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
4. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar
5. Konsumsi makanan berserat untuk memperlancar buang air besar. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E

Pengobatan tergantung pada stadium
Penanganan kanker kolorektal tergantung pada ukuran, lokasi, dan seberapa jauh penyebaran kanker. Penanganan umum berupa operasi pengangkatan kanker, kemoterapi, dan terapi radiasi.
Pengobatan :
1. Operaei
2. Kemoterapi
3. Herbal tradisional Medicine di FUDA CHUANG ZHO HOSPITAL

Demikian ulwsan singkat yang kami berikan,semoga bermanfaat guna,sekilas info.
Terimakasih
RobertoNews 1805《4.8.24(11.30)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait