JAKARTA, Beritalima.com– Meski masih banyak anggota DPR RI kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetapi secara kelembagaan DPR RI selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.
“DPR sudah memulai program parlemen modern 2015. Sejumlah rintangan telah berhasil dilalui. Namun, konektivitas DPR dengan masyarakat yang menjadi konstituen masih perlu ditingkatkan,” kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo dalam Sidang Paripurna DPR RI dalam rangka Hari Ulang Tahun DPR RI ke-73 di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (29/8).
Karena itu, kata politisi senior Partai Golkar tersebut, DPR RI melakukan Inisiatif Open Parliament untuk memperkuat parlemen modern yang telah lama digagas.
Dengan Open Parliament, inisiatif kolaborasi dan partisipasi masyarakat di DPR semakin terbuka yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap peningkatan representasi masyarakat.
“Kehadiran DPR pada dua forum Global Legislative Openness Conference di Ukraina, April 2017 dan Open Governement Summit di Georgia, Juli 2018 merupakan bentuk komitmen parlemen dalam mendorong keterbukaan informasi publik. Karena itu, tahun ini bertepatan dengan HUT ke-73, DPR meluncurkan ‘Aplikasi DPR dalam Genggaman Rakyat,” jelas Bamsoet.
Bamsoet menyebutnya dengan ‘DPR Zaman Now’ sehingga cukup dengan menekan layar Smartphone, masyarakat dapat mengakses seluruh kegiatan DPR. Dengan aplikasi ini, diharapkan jarak antara DPR dengan masyarakat akan semakin dekat.
Berbagai kinerja DPR dapat masayarakat diakses setiap saat, tidak terikat kepada jarak dan waktu. Pada satu sisi, masyarakat akan memperoleh informasi terkini tentang DPR RI. Sebaliknya, masyarakat juga dapat menyampaikan aspirasinya setiap saat kepada wakilnya di DPR RI.
Dalam kerangka Open Parliament itu, kata Bamsoet, DPR menggelar lomba stand up comedy dengan mengangkat tema ‘Kritik terhadap DPR’. Yang banyak mendapat sorotan adalah rendahnya kinerja DPR dalam membuat undang-undang serta banyaknya anggota yang terlibat dalam kasus korupsi. “Jadi, semua kritikan yang disampaikan patut kita jadikan sebagai cambuk dan masukan untuk melakukan perbaikan ke depan.”
Dalam upaya mendekatkan jarak dengan masyarakat sekaligus menunjukkan DPR tidak hanya menjadi ruang politik, kata Bamsoet, DPR terus berusaha menembus sekat-sekat kebangsaan, kebudayaan dan sosial kemasyarakatan, sehingga tahun ini DPR menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Kegiatan itu antara lain pameran museum DPR, pameran foto Warna- warni parlemen, pameran lukisan dengan tema Kepada Republik, Refleksi Hari Lahir DPR bersama Kyai Kanjeng, Donor Darah, Lomba Panjat Bambu Betung; dan Gowes Sehat DPR Bersama Rakyat.
Mengutip hasil survei Charta Politika yang dirilis, Selasa (28/8), Bamsoet mengungkapkan, 34,75 persen responden menilai DPR RI berfungsi sebagai lembaga perwakilan yang paling baik, sementara MPR RI memperoleh skor 12,75 persen dan DPD RI 11,25 persen. Diantara lembaga tinggi negara lainnya, 49,3 persen responden menyatakan kepercayaannya terhadap DPR.
Survey Charta Politika juga memperlihatkan, kinerja DPR RI di mata rakyat mengalami peningkatan, 36,3 persen responden memberikan penilaian positif, 44,8 persen menyatakan DPR RI sudah optimal menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan, 20,4 persen di bidang legislasi dan 17,35 persen di bidang anggaran
Tidak hanya itu, dari hasil pengawasan DPR, 32.3 persen dari responden menilai, lembaga ini telah bekerja dengan baik dalam memantau kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
“Dari hasil survei itu dapat ditarik benang merah, kalau sikap DPR sudah lebih terbuka, sehingga masyarakat bisa memberikan penilaian seperti itu. Mari kita jadikan hasil survei yang ada sebagai cambuk untuk bersama-sama meningkatkan kinerja dan citra DPR yang lebih baik lagi,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)