JAKARTA, Beritalima.com– Saat ini sudah tidak zamannya berkampanye dengan cara membagi-bagikan uang atau sembako kepada masyarakat. Kandidat, tim pemenangan maupun relawan, calon legislatif (caleg) maupun calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres) yang masih melakukan hal itu, tidak ubahnya pihak yang tidak bisa move on dari kampanye zaman old.
Kampanye zaman now, jelas Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, bukan lagi mengobral berbagai janji manis, apalagi sampai menyebar rupiah untuk menarik hati para pemilih. Namun, ungkap politisi senior Partai Golkar tersebut, harus dengan cara menekankan kepada dialog terbuka antara kandidat caleg maupun capres-cawapres dengan warga. “Kehadiran fisik kandidat, baik secara langsung dihadapan pemilih maupun menggunakan platform media sosial menjadi sebuah keharusan,” ujar wakil rakyat dari Dapil VIII Provinsi Jawa Tengan ini. Hal tersebut dikatakan laki-laki yang akrab disapa Bamsoet ini usai melantik kader dan saksi Tempat Pemungutan Suara (TPS) Tim Pemenangan Bambang Soesatyo di Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (21/2).
Dari pagi hingga sore hari, Bamsoet berkeliling melantik ribuan kader dan saksi TPS Tim Pemenangan Bambang Soesatyo untuk delapan kecamatan di Purbalingga, yaitu Kecamatan Mrebet, Bobotsari, Karangreja, Karangjambu, Karanganyar, Karangmoncol, Rembang dan Kertanegara.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengatakan pentingnya dialog terbuka, karena pemilih saat ini sudah sangat kritis. Mereka sudah sadar dan tidak ingin salah memilih serta tidak mudah lagi diiming-imingi dengan uang puluhan atau ratusan ribu rupiah. Tim pemenangan maupun relawan yang hanya mengandalkan money politic, harus bersiap gigit jari. “Bukan hanya dialog, kampanye yang dijalankan tim pemenangan maupun relawan juga harus membangun jembatan untuk menghubungkan hati calon pemilih dengan kandidat yang dijagokannya. Tawarkanlah sesuatu yang nyata, sesuatu yang membumi, bukan sesuatu yang di awang-awang,” pesan Bamsoet.
Bamsoet jaya juga Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menilai walau sudah ada aturan hukum yang melarang money politic tetapi dalam kenyataannya masih ditemukan di lapangan permainan uang. Ancaman pidana sepertinya tidak mampu menghalau perbuatan yang tidak mendidik tersebut. Tampaknya, mereka yang melakukan money politic harus diganjar dengan hukuman sosial.
Jika Caleg yang terpilih hanya mengandalkan money politic, lanjut dia, padahal yang bersangkutan tidak mempunyai kualitas serta kemampuan sebagai wakil rakyat, bagaimana negara kita akan maju dan makmur. “Karenanya, senjata utama yang digunakan oleh para Caleg dan tim pemenangan sekarang bukan lagi uang. Tetapi, program, ide, gagasan dan kesungguhan kandidat untuk bekerja melayani rakyat,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)