JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI Bambang Soesatyo bernostalgia mengenang masa remajanya saat bersekolah, menimba ilmu, bersenda gurau dan mengasah ketrampilan di SMA Negeri XIV Jakarta.
Seperti remaja umumnya, politisi senir Partai Golkar ini mengakui, masa paling indah adalah sekolah di SMA. Dirinya mengaku bangga sebagai alumnus SMA Negeri XIV Jakarta.
“Kalau sekarang saya menjadi Ketua DPR, salah satunya karena jasa-jasa guru sekolah disini. Ini harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi kalian untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya,” kata dia saat mengisi Pembekalan Umum Siswa SMA XIV Jakarta, kemarin.
Tak hanya memberikan motivasi dan sharing pengetahuan, pengalaman, pria yang akrab disapa Bamsot ini juga memanfaatkan pertemuan itu untuk mengajak siswa dan keluarga besar SMA XIV Jakarta berjihad melawan Narkoba.
Walau laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Badan Narkotika NAsional (BNN) mencatat adanya tren penurunan penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, tetapi jumlahnya masih terbilang cukup tinggi.
“Sepanjang 2016 tercatat 8 dari 100 pelajar dan mahasiswa memakai narkoba. Menurun menjadi 7 dari 100 di 2019. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan dari 87 juta populasi anak Indonesia, 5,9 juta diantaranya pernah memakai Narkoba,” tutur Bamsoet.
Wakil rakyat Dapil VII Jawa Tengah ini memaparkan, data hasil survei BNN 2017 menunjukkan, pengguna Narkoba di Indonesia jumlahnya mencapai 3,3 juta, dimana 24 persen di antaranya dari kalangan pelajar.
Data World Drugs Report 2016 menunjukkan seperempat dari jumlah penduduk dunia usia 15-64 tahun atau 1 dari 20 orang dewasa telah mengkonsumsi satu jenis narkoba. Selain itu, terdapat 207.400 kasus kematian yang diakibatkan penyalahgunaan narkoba di dunia.
“Temuan survei ini tentu sangat memprihatinkan kita semua. Pelajar yang seharusnya fokus mengejar cita-cita, justru harus kehilangan masa depan karena terjerumus ke dalam tindak penyalahgunaan Narkoba.”
Bamset menyadari banyak faktor yang menyebabkan pelajar terlibat narkoba, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Minimnya pengawasan orang tua, tidak harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak, maupun akibat pergaulan bebas.
Apa pun faktor penyebabnya, penyalahgunaan narkoba membawa dampak buruk bagi pemakainya, baik gangguan fisik maupun psikis.
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memegang peran penting dalam kampanye anti Narkoba. Orang tua dan pendidik berperan besar untuk pencegahan maupun penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
Tanggung jawab mewujudkan Indonesia yang lebih baik ada di pundak semua pihak, termasuk generasi muda. Sudah saatnya generasi muda bangkit dan mengambil peran dalam pembangunan sesuai dengan porsinya.
Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan jauhilah Narkoba. Tidak ada dalam sejarah narkoba menghasilkan seorang pahlawan bangsa. “Hanya dengan kemauan keras untuk berprestasi dan menjauhi narkoba, generasi muda dapat memberikan sumbangsih bagi bumi pertiwi,” demikian Bambang Sesatyo. (akhir)