Bamsoet: Arab Saudi Dukung Indonesia Bentuk Forum Majelis Syuro Sedunia

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Majelis Syuro MPR/DPR Kerajaan Arab Saudi, Dr Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh mendukung gagasan MPR RI membetuk Forum Majelis Syuro Sedunia.

Gagasan itu, ungkap Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulis kepada wartawan dari Riyadh, Saudi Arabia, Selasa (24/12) malam, Forum Majelis Syuro itu bertujuan guna menjawab pentingnya peningkatan hubungan antar negara khususnya berpenduduk muslim di dunia untuk memerangi radikalisme, ekstrimisme dan menjaga perdamaian dunia.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga berharap pemerintahan Arab Saudi kembali menambah kuota haji untuk jamaah Indonesia dari 231 ribu pada tahun 2019 menjadi setidaknya lebih dari 250 ribu di tahun mendatang.
Dengan ketersediaan kuota saat ini, masa tunggu jamaah yang ingin menunaikan ibadah haji bisa mencapai 20 tahun bahkan lebih. Mengingat besarnya antusias dan jumlah penduduk muslim Indonesia yang ingin menunaikan ibadah Haji, maka penambahan kuota haji bagi 263 juta jumlah rakyat Indonesia saat ini menjadi sangat penting.

Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata 5 persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia.

“itu membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah Haji,” ujar Bamsoet ketika diterima Abdullah di Kantor Parlemen Arab Saudi, Minggu (22/12).

Pada kunjungan itu, politisi senior Partai Golkar ini didampingi Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ahmad Muzani, Asrul Sani, Jazilul Fawaid, Fadel Muhammad, Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena dan anggota MPR RI Nusron Wahid, Darul Siska dan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah itu mengatakan, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar si dunia, Indonesia juga telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis dan golongan dengan baik.

Model itu bisa menjadi role model buat negara lainnya dimana agama dan peradaban maupun agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan menjadi sumber pertentangan.

Ini tidak terlepas dari keberadaan dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang selalu menyebarkan Islam yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

Pada saat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstrimisme, tak demikian di Indonesia. Di Indonesia, Islam malah menjadi sumber perdamaian. “Hal ini bisa menjadi pertimbangan Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jamaah Indonesia,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini juga menekankan pentingnya negara-negara berpenduduk muslim terbesar dunia, seperti Indonesia serta Arab Saudi mempromosikan dan menjadi teladan dalam memperkuat ukhuwah islamiyah (persaudaraan yang Islami), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan menjaga kerukunan antar umat beragama).

Soalnya, karena agama khususnya Islam yang senantiasa mengajarkan cinta kasih, tak boleh dijadikan alasan konflik, apalagi perang.

Atas dasar ukhuwah itulah, rakyat Indonesia melalui para wakilnya di Parlemen mendukung kemerdekaan Palestina dari konflik berkepanjangan dengan Israel, mengutuk tindakan China terhadap muslim di Uighur dan mengutuk tindakan Myanmar terhadap etnis Rohingnya.

“Bukan maksud Indonesia mencampuri urusan dan kedaulatan negara lain, melainkan semata untuk membebaskan umat manusia dari penderitaan, serta membumikan kedamaian di muka bumi ini,” kata Bamsoet.

Karena itu, Bamsoet mengajak Parlemen Arab Saudi memperkuat kerja sama dan bergandengan dengan Indonesia, khususnya di organisasi parlemen organisasi kerjasama islam (OKI)/ The Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dan Forum Majelis Syuro yang mau dibentuk maupun di berbagai organisasi lainnya, untuk senantiasa mempromosikan perdamaian dunia.

Semangat perdamaian juga sejalan dengan semangat Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

Parlemen Arab Saudi dan Indonesia harus bergandengan dan menjadi lokomotif parlemen dunia dalam mewaspadai berkembangnya radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan ajaran Islam.

“Dengan begitu, Islam tidak tercoreng karena Islam merupakan sumber perdamaian dunia, bukan sumber pertikaian,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *