Bamsoet: Infiltrasi Budaya Asing Sudah Sampai ke Taraf Mengkhawatirkan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Infiltrasi budaya asing ke Indonesia sudah sampai

kepada taraf mengkhawatirkan. Kehidupan masyarakat Indonesia yang semula

dikenal dengan nilai-nilai luhur budaya menjadi terancam.

Bangsa Indonesia, kata Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mulai kehilangan jati

diri sebagai bangsa yang beradab. Karena itu, saat ini Presiden Joko Widodo

mulai fokus dalam pembangunan manusia Indonesia.

DPR RI dan pemerintah sudah melahirkan UU No: 5/2017 tentang Pemajuan

Kebudayaan dimana kebudayaan yang lahir dari kearifan lokal harus menjadi

landasan dalam pembangunan nasional dan daerah.

Hal tersebut dikatakan politisi senior Partai Golkar ini saat menerima pengurus

Mufakat Budaya Indonesia (MBI), di ruang kerja pimpinan DPR RI Gedung

Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/1).

Pengurus MBI yang hadir antara lain Koordinator MBI Radhar Panca Dahana,

Humas MBI Olivia Zalianty, Komisi Strategis MBI Connie Bakrie, Suhadi

Sendjaja dan Niniek L Karim.

Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, salah satu visi pembangunan Presiden

Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, merupakan salah

satu bentuk pengejawantahan budaya bahari yang merupakan kekuatan utama

Bangsa Indonesia.

“Menjadikan budaya sebagai haluan pembangunan merupakan salah satu jalan

bagi Indonesia bertransformasi dari bangsa besar menjadi bangsa pemenang,”

kata wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Saat ini, kata laki-laki yang akrab disapa Bamsoet itu, budaya K-Pop sudah

hampir menguasai dunia. Bersaing ketat dengan budaya barat. Kita memang

mengalami ketertinggalan.

Namun, itu bukan berarti tidak bisa mengejar. Karena itu, pemajuan

kebudayaan harus dimulai dari diri kita masing-masing, dari keluarga dan

lingkungan sekitar.

Karena itu, Bamsoet mengajak semua anak bangsa kembali ke jati diri manusia

Indonesia yang sesungguhnya. Dimana gotong royong dan tenggang rasa

menjadi salah satu cirinya.

“Semboyan Bhineka Tunggal Ika punya makna yang sangat mendalam.

Menunjukan tingginya karakter bangsa dalam hal toleransi. Namun ironisnya,

saat ini kita seakan melupakannya. Sudah waktunya kita kembali ke titik

semula, kembali menjadi manusia Indonesia seutuhnya,” demikian Bambang

Soesatyo. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *